Chapter 18

2.8K 291 29
                                    

{Happy Reading}

Vote+follow dulu sebelum membaca.

Keluarga Hadid menunggu dokter yang menangani Afsya didalam, Aisya terkejut mendapati Afsya yang tidak sadarkan diri saat mengobrol dengannya, apakah itu akibat obrolannya dengan Afsya yang menyangkut kakak nya?

Arga sedari tadi mondar mandir, dokter belum keluar dari kamar Afsya sedari tadi, untunglah jika dokter itu adalah perempuan.

Ceklek!

Pintu terbuka dan nampiklah seorang dokter cantik dengan jas ciri khas nya, ia tersenyum hangat kepada keluarga Hadid.

"Bagaimana keadaan cucu saya dokter?"

Dokter itu menoleh ke arah Aisya "Kalian semua jangan khawatir, Afsya hanya kelelahan terlebih ia belum ada makanan berat yang masuk ke dalam tubuhnya "

"Astagfirullah "

"Ini saya sudah tulis vitamin untuk dikonsumsi oleh Afsya, tolong jangan membuat Afsya lelah fisik dan pikiran, imunnya sangat mudah turun"

Arga mengusap wajahnya kasar, ia merasa menjadi ayah yang gagal menjaga putrinya, jika Nasya ada,sudah dipastikan dirinya akan terkena amukan dari adik tersayangnya itu.

"Jika begitu saya permisi"

Dokter itu keluar dari kamar Afsya,dan pergi meninggalkan rumah Arga, ia ditemani Afiqoh menuju depan pintu.

"Dok, boleh saya tanya sesuatu? "

Dokter itu menoleh ke arah Afiqoh "Boleh, jika saya bisa menjawabnya"

"Apa telat datang bulan selama dua minggu itu hal yang wajar? "

Dokter itu menghentikan langkahnya, ia menatap seluruh Afiqoh "Ibu telat datang selama dua minggu? "Afiqoh mengangguk ragu

"Sebelumnya, ibu merasa mual dipagi hari atau kapan pun? "

"Kemarin pagi perut saya seperti ingin mengeluarkan sesuatu, tapi hanya ada cairan bening yang keluar, apa saya sakit? "ucapnya lirih di akhir ucapan

Dokter itu menggeleng tersenyum "Sebaiknya ibu memeriksa pada dokter kandungan, saya rasa ibu tengah mengandung"

Afiqoh terkejut "Saya mengandung? "

"Dilihat dari gejalanya seperti orang yang mengandung, tapi balik lagi sebaiknya ibu periksa pada dokter kandungan, baik terimakasih sudah mengantar saya, jika begitu saya permisi, selamat malam"

"Malam"

Afiqoh meraba perutnya yang datar, apakah dirinya hamil? Jika benar,ini adalah berita kebahagian yang selama ini ia tunggu tunggu.

Sedangkan diatas, Aisya masih menunggu Afsya membuka matanya dokter bilang Afsya tertidur karena obat bius yang disuntikan dokter, Arga duduk disoffa kamar Afsya bersama Abraham, dua lelaki itu hanya memfokuskan pandangannya pada gadis bernama Afsya.

"Euggh"

Terdengar lenguhan kecil dari gadis yang terbaring lemah itu, membuka matanya secara perlahan dan menyesuaikan cahaya yang memaksa menerobos masuk ke dalam indra penglihatnya.

"Afsya... "

Afsya membuka seluruh matanya, kepalanya terasa sakit serta tubuh yang sangat lemah untuk digerakan "A-air"

Aisya mengambil air yang tak jauh dari jangkauan nya, ia membantu Afsya meminum air itu, Arga dan Abraham mendekat, Arga membantu Afsya untuk menyanderkan kepalanya.

Afsya meneguk air itu dengan perlahan, wajah putihnya telihat sangat pucat sekarang ini, ia menatap satu persatu orang yang berada dikamarnya.

"Kakak... "

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang