Chapter 26

2.4K 229 22
                                    

{Happy Reading}

Afsya mendapatkan tugas untuk pergi ke pasar membeli bahan bahan makanan untuk para santri, ia akan pergi bersama santri ndalem bernama mbak Mita.

Mereka memilih untuk pergi menggunakan motor pesantren, tentu mbak Mita yang membawa. Afsya memegang keranjang belanja yang akan ia bawa ke pasar.

"Mbak Mita, pertama tama kita belanja apa? "tanya Afsya sedikit mengeraskan suaranya

"Kita beli sayuran dulu sya, mumpung masih pagi, sayurannya masih seger"

Afsya mengangguk, ia memagang ujung cadarnya yang tersingkap karena angin, tak lama motor berhenti didepan pasar yang cukup ramai akan penjual dan pembeli.
Afsya turun dari motor dan menunggu mbak Mita memarkirkan motornya.

Tak lama, mbak Mita menghampiri Afsya dan mulai mencari tukang sayuran, Afsya memegang tangan mbak Mita agar mereka tidak terpisah.

"Nah disini saja"

Mbak Mita dan Afsya mulai memilih milih sayuran "Afsya kamu cari ikan ya, mbak mau cari rempah rempah, nanti kita ketemuan ditempat tadi"

Afsya mengangguk "Iya mbak, mbak Mita hati hati ya"

"Kamu juga"Afsya mengangguk

Afsya pergi meninggalkan mbak Mita untuk mencari lauk pauk yang akan ia beli, jalanan pasar cukup becek, Afsya terus menelusuri tempat penjual ikan.

Tak lama, ia menemui penjual ikan dan mulai memilih milih ikan yang segar untuk ia beli, belum sempat memilih tangannya ditarik seseorang dan dibawa keluar pasar.

"Lepas! "

Afsya terus memberontak, tangannya terasa sakit akibat cekalan kuat seorang lelaki yang membawanya,Afsya menarik lengannya dari cekalan lelaki itu.

Cekalan nya terlepas, Afsya menatap tajam lelaki yang kini berada dihadapannya "Siapa kamu?! "

Lelaki dengan masker hitam yang menutupi wajahnya itu mendekat dan memegang tangan Afsya, bukan tangan melainkan pinggang dan merapatkannya dengan tubuh tingginya.

Terkejut?

Tentu saja Afsya memukul keras dada lelaki yang sangat dekat dengan tubuhnya, Afsya dengan kedua tangannya terus mendorong kuat tubuh lelaki tang ia tak kenal ini.

"Menjauhlah!" "

"Jauh jauh gua dateng,masa pengusiran yang gue dapet"

Lelaki itu menyentuh bahu Afsya "Gue sedih,gue sedih lo gak bisa nerima gue"

Afsya menatap mata lelaki itu, ia merasa tak asing dengan mata ini, perlahan masker yang menutupi wajah lelaki itu terbuka, Afsya terkejut.

"Akhtar! "

Afsya tidak menyangka lelaki dihadapannya adalah Akhtar, kenapa bisa Akhtar berada disini?

Akhtar tersenyum manis "Haiii, gue rela rela in dateng kesini buat nemuin lo sayang "

Afsya mendengus kesal, ia menjauhkan dirinya dari Akhtar "Kenapa sih? Kenapa kamu selalu mengganggu hidup saya Tar? Lagian ngapain kamu kesini, jarak Jakarta ke Jawa cukup jauh,kamu tau kan? "

Akhtar mengangguk "Gak masalah buat gue,mau seberapa jauh lo berada, gue pastiin gue akan nemuin lo, dan sekarang, gue dihadapan lo, senang? "

"Lebih baik kamu pulang"

Akhtar mencekal tangan Afsya yang hendak pergi darinya, dengan keberanian tingkat tinggi ia memeluk Afsya, menyalurkan rasa rindu pada gadisnya.

Rindu?

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang