Chapter 17

2.8K 269 17
                                    

{Happy Reading}

Afsya menatap satu persatu orang orang yang berada di ruang keluarga ini, disebelahnya ada Afiqoh yang mengompres pipinya yang sedikit memerah akibat tampran Aisya.

Hanya keheningan yang tercipta, tidak ada yang memulai percakapan ini, sedari tadi Aisya terus menatap Afsya, ada rasa hangat didalam dirinya ketika melihat wajah Afsya yang mirip dengan gus Afnan.

Arga menatap Afsya yang diam, menghela napas pelan dan beranjak mengubah posisi menjadi disebelah Afsya, tapi Afsya dengan cepat menjaga jarak antara dirinya dan Arga.

Sesak?

Tentu saja, putrinya menjaga jarak padanya.

Afiqoh berlalu ke arah dapur untuk menyimpan air kompres dan mengambil minuman dingin untuk mertuanya.

Abraham menatap Aisya yang terus menatap cucunya "Afsya"

Afsya menoleh ke arah Abraham, bukannya menyahut ia hanya diam seraya menundukan kepalanya.

"Afsya jika dipanggil menyahutlah"

Afsya diam.

Arga menghela napas berat,sudah cukup lelah dengan sikap keras kepala Afsya, kenapa sifat Afnan menurun pada putrinya?!

"Afsya! "sentak Arga tak tahan

Afsya menatap Arga, ia tersenyum tipis melihat sikap Arga hari ini, ia cukup tau Arga lelah dengan sikapnya, jika begitu kembalikan saja dirinya ke pesantren.

"Arga"tegur Abraham

"Aku mau pulang ke pesantren "

Aisya menggeleng,ia mendekat ke arah Afsya dan memeluknya "Jangan pergi.. "

"Tapi disini aku hanya merasa orang asing disini, aku gak mau kembali merepotkan kalian, maaf juga udah bersikap kasar sama kalian"

"Kamu putri ayah! "

Abraham dan Aisya menatap Arga, putrinya?

"Afsya memanggilmu ayah? "Arga mengangguk

Aisya tersenyum "Dengar, kamu putri rumah ini, tolong jangan pergi ya ,sudah cukup nenek menahan rindu pada kamu"

"Lalu kemana saja kalian selama 17 tahun ini? Aku baru tinggal disini satu bulan yang lalu, aku selama ini tinggal dipesantren, wajar saja kalo aku lebih nyaman tinggal disana"

Aisya terdiam "Maaf, nenek dan kakek pindah dari Indonesia karena pekerjaan kakek kamu, dan kami memutuskan untuk tinggal disana"

"Karena tidak ingin ikut andil mengurusku? "

Abraham menggeleng "Karena nenek kamu dari abba mu ingin mengurus kamu nak"

"Lalu? Kenapa kalian selalu berbicara tentang hal yang tidak baik pada keluargaku dari ayahku? "

Sudah, dirinya membulatkan akan pergi dari sini.

Afsya kembali memakai cadarnya, ia mengambil koper yang berada didekat Arga,tangannya dicekal oleh Arga "Ayah tidak mengizinkan kamu pergi"

Afsya melepaskan tangan Arga dengan pelan "Bukankah ayah yang memberi dua pilihan padaku, ayah berkata padaku ingin mengambil keputusan apa, dan aku memutuskan untuk kembali ke pesantren dan tinggal bersama jidd dan jiddah"

Arga menggeleng "Kamu hanya boleh tinggal disini! "

"Kenapa?! Kenapa sangat egois?! Aku merasa terbebankan tinggal disini, kesedihan selalu menghampiri aku disini, aku akan tenang jika tinggal bersama jidd dan jiddah, hanya mereka yang memahamiku, kalian tidak! "

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang