Chapter 47

2K 240 33
                                    

Happy Reading

Alvi menarik kopernya diatas lantai bandara,waktu sudah menunjukan pukul 3 pagi,penerbangannya cukup melelahkan. Alvi merogoh handphonenya dan menghubungi Ali agar menjemputnya dibandara.

"Jemput mas Li"

"Ya Allah mas,ini masih jam tiga pagi looh! Aku ngantuk,nggak mau ah"

"Dibayar"

"Mboh Ali mas,nguantuk banget aku baru tidur mas,sudah ya Ali tutup dulu ,assalamualaikum!"

Alvi berdecak,Alvi memilih tidak langsung pergi pulang ke pesantren,ia memilih untuk menginap di hotel sampai matahari tiba,tubuhnya sudah lelah.

Alvi singgah di hotel yang dekat dengan bandara,ia menggesekan kartu kamarnya dan segera masuk agar cepat merebahkan tubuhnya yang terasa lelah.

"Sya,kalo seperti ini gak yakin mas bakal mempercayaimu lagi"

Alvi merasa kecewa sekaligus kesal dengan sang istri,jika memang bukan dirinya yang melakukannya,untuk apa melarikan diri seolah olah dia pelaku? Huh.

Alvi memejamkan matanya dan tak lama ia tertidur sampai azan shubuh berkumandang,Alvi meregangkan otot ototnya dan segera membersihkan diri.

Selain itu di pesantren tepatnya dikamarnya,Afsya menggigit jarinya,ia dapat aduan dari Ali perihal suaminya yang sudah ada di sini. Waktu terus bergulir sampai ketukan dikamar membuyarkan lamunannya.

"Siapa ya? Mas Alvi bukan?"lirihnya.

Takut sekali rasanya menemui sang suami.

"Afsya buka pintunya"

Suara itu?

Ya Allah,Afsya rasanya gak kuat buat bukain pintu.

Afsya takut.

Takut Alvi tidak mempercayainya.

Takut Alvi memarahinya.

"Afsya!"

Afsya menarik napasnya dalam dalam,ia mencoba merileksasikan otot ototnya,ia berdiri dan membuka kunci pintunya,tak lama munculah perawakan sang suami. Ya Allah,gak kuat Afsya mau pinsan saja rasanya menerima tatapan intimidasi dari sang suami.

"Kunci pintunya"ucap Alvi setelah masuk kedalam kamar mereka.

Afaya mengangguk,Alvi berdiri menghadap jendela.

"M-mas,bukan Afsya pelakunya"lirih Afsya.

Alvi menghela napas pelan "Kalo kamu merasa seperti itu,kenapa pulang sendiri? Kamu bertindak seolah olah memang kamu pelakunya,sayang"

Afsya menggigit bibirnya,bisa bisanya Alvi masih bisa memanggilnya seperti itu disaat ruangan terasa tegang.

"A-aku,a-aku

"Aku apa? Kamu kalut,hmm? "

"Mas Alvi jangan seperti itu"

Alvi meraih tangan Afsya dan mengecupnya "Jangan seperti apa? Bisa bisanya kamu pulang disaat suami mu menangani semua permasalahan disana,kamu pikir gak cape langsung pulang kesini,mm? Belum lagi suamimu harus kontrol dengan kondisi korban,kamu ini"

Afsya memeluk Alvi,ia menangis "Bukan salah aku hiks..D-dalilah mau bunuh aku mas hiks... Dia menyeringai ke aku,katanya hiks... Dia mau bunuh aku supaya bisa milikin kamu,aku cuma mau melindungi diri aku dari serangan gila teman kamu itu,hiks...ini bukan salah aku kan?!"

Alvi menahan pinggang Afsya,ia mengusap usap punggung sang istri pelan "Dalilah itu jahat hiks...dia mau ambil kamu dari aku ,aku gak mau hiks...mas D-dalilah mau bunuh aku,kamu bayangin setakut apa aku disana sama Dalilah,aku takut mas,aku melindungi diri aku dengan menahan tangan Dalilah yang memegang pisau,aku menolak seranganna hiks...percaya sama aku mas,hiks..."

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang