Chapter 46

2K 245 26
                                    

{Happy Reading}

Afsya meletakan secangkir kopi didepan Alvi, dan secangkir teh hangat untuk Dalilah, wanita bernama Dalilah itu sepertinya enggan pergi dari villanya, bahkan Alvi dan Afsya sampai divilla, Dalilah masih berdiri diteras villanya.

Benar benar pengganggu.

"Lho, Afsya kamu gak salah kasih Alvi kopi? Alvi gak bisa minum kopi"

Afsya menatap kopi buatannya "Kenapa? "

"Alvi memang tidak pernah meminum kopi Afsya, lambungnya akan kambuh jika minum kopi"

Afsya menunduk "Maaf mas,aku gak tau kamu gak bisa minum kopi"

"Mas masih bisa minum kopi,sini"

"Jangan,nanti lambung kamu sakit"

"Gak papa,sedikit minum kopi gak akan berpengaruh buat lambung"

Afsya tersenyum,Alvi sangat menghargainya.

"Afsya, Alvi gak minum kopi hitam,teh manis, dan coklat panas,Alvi hanya msminum jus buah dan air putih"

"Kamu tau banyak tentang suamiku Dalilah"

"Tentu, karena aku dan Alvi memang sangat dekat"

"Sedekat apa kalian? "

Dalilah tersenyum manis,ia menumpu dagunya dengan tangan seraya menatap Alvi yang sibuk dengan ponselnya "Kami dekat, sangat dekat"

"Karena kami sahabat,sahabat yang bisa menjadi cinta "

Afsya mendelik tak suka "Sayangnya mas Alvi sudah menikah"

"Lalu? Aku bisa menjadi yang kedua, tak apa yang penting aku bisa bersama dengan Alvi"

"Diam Dalilah! "tegur Alvi

Alvi mematikan ponselnya,ia menarik tangan Afsya dan mendudukannya diujung pahanya "Ini istri saya,sampai kapanpun"

Dalilah meremas gamisnya "Alvi"

Alvi mendudukan Afsya disampingnya, ia berdiri "Saya harus pergi, kalian bisa berbicara sebagai teman"

"Kamu mau pergi kemana? "ucap Afsya dan Dalilah bersamaan

"Saya ada perlu penting dengan rekan saya yang kebetulan lagi di sini, saya pergi, baik baik disini, assalamualaikum "

Sebelum pergi, Alvi mencium kening Afsya dan Afsya mencium punggung tangan Alvi.

Kepergian Alvi menyisahkan Afsya dan Dalilah,Afsya menatap mata Dalilah "Tolong jauhi suamiku Dalilah"

"Suamimu itu teman dekatku Afsya, jangan memintaku untuk menjauhinya"

"Tapi saya tidak menyukai dengan kedekatan kalian berdua,kumohon jauhi suamiku"

"Jangan memohon, sampai kamu mencium kakiku aku tidak akan pernah menjauh dari Alvi, ingat itu baik baik Afsya"

Afsya menghela napas berat "Kita sesama perempuan, kamu pasti tau rasanya ketika ada seorang wanita mencoba mendekati suaminya, apa kamu tidak bisa merasakan itu semua? "

"Secara tidak langsung, kamu memfitnah aku mendekati Alvi"

"Buka---"

"Jika begitu izinkan Alvi kembali menikah"

Afsya menegang, ia menggeleng tegas "Sampai kapanpun saya tidak akan mengizinkan Alvi kembali menikah "

"Memiliki istri lebih dari satu itu tidak dosa Afsya"

"Saya meragukan pendidikan mu dalam agama, bukankah kamu tinggal di kota lahirnya para para ulama? Bahkan ayahmu seorang ulama"

"Jangan membawa buya ku dalam masalah ini, dan jangan ragukan pendidikan ku dalam agama Afsya! "

AFSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang