Part 40

42 5 3
                                    

Bucheon, 2025

-Sungjae POV-

Ketika Suho berkata pesta taman, aku menduga ini adalah pesta di taman sungguhan, di mana kakiku akan menginjak tanah. Dugaanku salah. Ternyata pesta ini diadakan di taman yang terdapat di puncak gedung di tengah-tengan kota Bucheon. Semak-semak mawar, petak-petak rumput terpangkas rapi, bahkan air mancur menghiasi tempat ini. taman ini tertutup, dengan dinding dan atap kaca, memberikan kehangatan di tengah musim dingin dan pemandangan mengagumkan dari gedung-gedung pencakar langit di tiga sisi.

Aku menyesap minuman dan memandang ke sekeliling taman indah yang dipenuhi para tamu Suho-Irene, sebagian besar berasal dari media dan aku juga melihat ada beberapa kritikus artis. Seadainya saja Joy ada di sini, pikirku. Dengan adanya media dan orang-orang penting di dunia keartisan seperti acara ini tentunya sangat berguna bagi kariernya. Mungkin Joy masih sempat datang ke sini jika urusannya sudah selesai?

Aku mengeluarkan ponsel dan mengetik pesan kepada Joy.

Kira-kira jam berapa urusanmu selesai?

"Sohyun benar-benar hebat, bukan?" kata Suho di sampingku. "Dia yang perancang desain interior tempat yang luar biasa ini."

"Hm," gumamku sambil menekan tombol 'send'.

"Aku mendengar namaku disebut-sebut."

Aku dan Suho menoleh ke arah suara bernada ceria itu dan melihat Kim Sohyun berjalan menghampiri mereka. Sohyun adalah wanita muda bertubuh kecil, dengan rambut cokelat ikal dan bermata bulat cerah seperti kakaknya. Walau sosoknya kecil, Sohyun bukan orang yang bisa diabaikan. Ia adalah wanita paling percaya diri yang pernah aku kenal.

"Hai, dear," sapa Suho hangat. "Kami baru saja memujimu. Walaupun kami belum mencicipi makanannya, tapi pesta ini luar biasa. Desain interiornya sangat berseni."

Sohyun tersenyum cerah. "Oppa, kau tau aku hanya bekerja dengan orang-orang terbaik di bidang mereka. rekomendasi untuk acara ini, dia juga adalah teman baikku." Ia kemudian menatapku dengan mata berbinar-binar.

Aku balas menatapnya sesaat, lalu menyesap minumanku tanpa berkata apa-apa.

Sohyun mendesah. "Tidak ada yang ingin kau katakan?" tanyanya.

"Apa?" tanyaku tidak mengerti.

"Apa saja," sohyun mengangkat bahu. "Tentang pestanya, tentang cuaca, tentang aku?"

Aku memandang berkeliling. "Di mana makanannya?"

Sohyun melotot kesal kepadaku. Ia baru membuka mulut hendak mengatakan sesuatu ketika matanya menatap sesuatu di belakangku. Ia mengacungkan jari telunjuk ke arah siapaun yang dilihatnya itu, lalu kembali menatapku dan, "aku permisi dulu."

Suho menggeleng-geleng sambil tersenyum muram kepadaku ketika Sohyun berjalan pergi. "Kau ini..." ia berhenti sejenak, berpikir, lalu, "Lupakan saja."

Ponselku bergetar. Ia mengeluarkannya dari saku bagian dalam jas dan melihat pesan dari Joy

Entahlah. Kami baru tiba. Jadi mungkin dua atau tiga jam lagi. kenapa?

Tiba di mana? Aku baru sadar bahwa aku tidak pernah bertanya apa yang dilakukan Joy hari ini sampai tidak bisa datang ke sini bersamaku. Aku mengetik,

Kau ada di mana?

Aku baru mengirim pesan itu ketika seseorang dari media berjalan mendekat dan mengajak aku dan Suho, bercakap-cakap. Kemudian dua orang lain bergabung dengan mereka. Aku lega Suho ada bersamaku karena dengan begitu Suho yang akan menjawab sebagian besar pertanyaan yang diajukan. Aku sendiri hanya akan menjawab jika pertanyaan ditujukan secara langsung kepadaku atau jika pertanyaan itu tidak bisa dijawab oleh Suho.

RUNTUH✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang