Part 47

36 7 2
                                    

Bucheon, 2025

-Joy POV-

Aku sedang berjalan ke arah gedung mansion yang ditempati Sungjae ketika aku mengirim pesan itu. aku yakin Sungjae tidak akan menolak, jadi begitu Sungjae membalas pesanku, aku bermaksud mengejutkannya dengan muncul di depan pintu itu sedetik kemudian. "Walaupun dia tidak suka kejutan," gumamku kepada diri sendiri sambil tersenyum.

Aku sedang berdiri di tepi jalan di seberang gedung mansion Sungjae, menunggu lampu berubah warna, ketika aku melihat pintu depan gedung terbuka dan seorang wanita melangkah keluar, disusul seorang pria. Sungjae. Aku tidak melebih-lebihkan ketika aku berkata bahwa aku bisa mengenali sosok Sungjae di mana pun, bahkan dari jauh. Dan setelah mengamati si wanita selama beberapa saat, aku yakin itu adalah Sohyun.

Lampu tanda boleh menyebrang menyala, dan orang-orang yang berdiri di sekitarku mulai menyebrang. Aku tetap berdiri di tempat dan mengamati kedua orang itu. ohyun menuruni anak-anak tangga di pintu depan lebih dulu, sementara Sungjae mengikutinya dari belakang. Tiba di kaki tangga, Sohyun menyelipkan tangannya ke lekukan siku Sungjae dan mendongak menatap Sungjae sambil mengatakan sesuatu dengan wajah berseri-seri. Lalu, kedua orang itu pun berjalan pergi.

Aku tersenyum getir. Sepertinya Sungjae sudah mulai memberi kesempatan kepada Sohyun, pikirku. Sebenarnya aku tadi bermaksud mengajak Sungjae menemaniku bertemu Sehun lagi hari ini, untuk melihat hasil penyelidikannya selama ini. aku menarik napas dalam-dalam dan memandang berkeliling. Apa boleh buat? Karena sepertinya Sungjae tidak bisa menemaniku, tidak berarti aku harus membatalkan rencana, aku masih bisa pergi ke sana sendiri.

Namun, anehnya, aku tidak lagi merasa bersemangat.

Bahkan ketika aku sudah berdiri di depan kafe, aku ragu sejenak. Dari luar jendela, aku bisa melihat pelayan-pelayan muda yang berjalan mondar-mandir di dalam sana.

Aku baru hendak berbalik ketika ponselku berbunyi. Aku melirik nama yang muncul di layar dan terkesiap pelan, Sehun! Cepat-cepat aku menempelkan ponsel ke telinga

"Halo?"

"Sooyoung-ssi? Hi. Apakah kau sedang bersama Sungjae?!"

"Tidak. Kenapa?"

"Aku sudah berusaha menghubunginya sejak tadi, tapi dia tidak membalas pesanku dan tidak menjawab telepon."

"Oh," kalau dipikir-pikir, Sungjae juga belum membalas pesan yang kukirim tadi. "Ada apa? ada yang bisa kubantu?"

Sehun ragu sejenak, lalu berkata, "secara teknis, Sungjae adalah klienku, jadi seharusnya aku berbicara dengannya lebih dulu, tapi kurasa saat ini kita tidak punya pilihan lain."

Aku tidak terlalu mengerti apa yang dimaksud Sehun dengan 'secara teknis sungjae adalah kliennya', tapi itu tidak penting. Aku hanya ingin tahu berita apa yang ingin disampaikan pria itu.

"Aku sudah bertemu dengan ibu kandungmu."

Aku menahan napas dan dunia di sekelilingku seolah-olah hening seketika.

"Halo? Sooyoung-sii?"

Aku memaksa diri bersuara sementara dunia yang tadi hening perlahan-lahan bising kembali. "Y-ya.. aku masih di sini."

"Dia belum mengakui apapun," lanjut Sehun, "tapi dia ingin bertemu denganmu."

Berbagai macam pikiran berkelebat dalam benakku, membuatku pusing. Seperti apa rupanya? Apa yang dikatakannya? Apakah dia baik-baik saja? Apa yang terjadi padanya? Bagaimana keadaannya sekarang? Namun yang meluncur dari mulutnya adalah, "Dia... ingin bertemu?"

"Ya," sahut Sehun. "kau bisa datang ke flowers kitchen sekarang?"

"Sekarang?"

"Katanya dia hanya punya waktu sekarang," kata Sehun dengan nada muram. "jadi, pilihannya adalah sekarang atau tidak sama sekali."

RUNTUH✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang