Part 46

32 6 1
                                    

Bucheon, 2025

-Sungjae POV-

Kepalaku berdenyut, dan aku berusaha keras menahan diri. Aku tidak ingin percaya pada apa yang baru saja aku dengar. Joy bekerja sampingan sebagai pendamping bayaran. Joy dibayar untuk menemani pria-pria yang mungkin akan menuntut lebih daripada sekedar ditemani menghadiri pesta. Apa yang dipikirkannya? Aku menarik napas dalam-dalam untuk mengendalikan diri. "Pertanyaan pertama," gumamku dengan susah payah. "kenapa?"

Joy menatapku dengan mata yang melebar resah, lalu ia menunduk. Sebelah tangannya terangkat mengusap alis sebelum ia kembali mengangkat wajah menatapku. "awalnya aku hanya ingin mencari penghasilan tambahan agar aku bisa menyewa penyelidik yang lebih baik untuk mencari orangtua kandungku," jelasnya. "Seorang temanku, yang actor panggung, dulu adalah salah satu pendamping Baekhyun. Tapi kemudian dia berencana menikah dan pindah ke kota lain, jadi dia bertanya padaku apakah aku berminat. Katanya Baekhyun hanya butuh pendamping dan dia menjamin Baekhyun bukan pria yang aneh yang akan berbuat macam-macam. Dan itu benar. Baekhyun bahkan menegaskan bahwa hubungan di antara kami murni bersifat... professional. Dia tidak pernah menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi padaku, dan aku tidak pernah bertanya apa-apa tentang masalah pribadinya."

Sekali lagi, aku menarik napas dalam-dalam untuk menguatkan diri. "berapa orang?" tanyaku dengan gigi mengertak.

"Hanya Baekhyun," sahutnya secepat kilat. Lalu, ia berdeham dan mengulangi dengan suara yang lebih tegas, "hanya Baekhyun. Tidak ada orang lain. Aku juga bukannya berusaha mengumpulkan daftar pria.." ia berhenti bicara ketika aku melotot kepadanya.

Aku menyandarkan kepala ke dinding dan mengembuskan napas. "berapa lama?" tanyaku lagi.

"Apa yang berapa lama?" Joy balas bertanya.

Aku memejamkan mata dan mengatupkan rahang keras-keras. Saat ini, aku benar-benar tidak sanggup mengucapkan lebih dari dua patah kata tanpa meninggikan suara.

Seolah-olah memahami suasana hatiku, Joy berkata, "aku berkenalan dengan Baekhyun sekitar dua bulan lalu, kalau itu yang kamu maksud. Tapi kalau yang kamu tanyakan adalah berapa lama kesepakatan kami akan berjalan, aku tidak tahu." Joy mengedikkan bahu dengan ragu. "mungkin sampai Baekhyun memutuskan dia harus mencari pendamping baru."

Aku mendapat kesan Baekhyun tidak berencana mencari pendamping baru dalam waktu dekat. "dia ingin memperkenalkanmu kepada orangtuanya," aku mengingatkan.

"Oh," alis Joy berkerut samar. "kurasa ini hanya kesalapahaman. Baekhyun tidak pernah mengungkit tentang hal itu."

Aku masih berdiri bersandar di dinding, tetaapi aku tidak lagi bersedekap. Kini, kedua tanganku dimasukkan ke dalam saku. "entah ini kesalapahaman atau bukan, kamu tidak lagi membutuhkan uangnya, jadi suruh Baekhyun mencari orang lain untuk mendampinginya," katanya.

"Tapi.."

"Kamu tidak akan diperkenalkan kepada orangtuanya sebagai kekasihnya," kataku tegas.

"Oh Sehun.."

"Disewa oleh orangtuamu," selaku lagi. "kamu bisa membayarnya kembali dan aku yakin dia tidak akan menuntutmu membayarnya secepat mungkin."

Joy menatapku selama beberapa saat, lalu ia mengembuskan napas, menyerah. "Baiklah. Aku akan bicara dengan Baekhyun."

Sungjae mengangguk. "Bagus." ketegangan di tengkukku mulai menguap.

"Tapi Baekhyun benar-benar pria yang baik," kata Joy. "dia selalu bersikap sopan padaku."

Aku menatap Joy lurus-lurus. "Dan aku bersyukur dia orang baik," gumamku. "Aku tidak mau membayangkan apa yang akan terjadi kalau kau diperkenalkan kepada pria yang akan memanfaatkanmu," ya, aku jelas tidak akan memikirkan kemungkinan itu, karena sekarang saja kedua tanganku sudah terkepal di dalam saku.

RUNTUH✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang