1

24.2K 593 15
                                    

Warning!!

Di cerita ini terdapat beberapa chapter sensitif yang mungkin membuat emosi pembaca terpancing. Jadi jika sudah memutuskan untuk membaca, di harapkan bisa menerima segala alur cerita dan meninggalkan komentar positif yang sifatnya membangun!

So, yang mau ikut alurnya silahkan nikmati dan yang gak mau, silahkan tinggalkan buku ini!

°°°

Annette menapaki halaman rumah megah yang di tinggali orang tuanya dengan langkah anggun. Malam ini acara pertunangan sang adik di laksanakan, tapi di lihat dari jam nya ia datang, acaranya sudah hampir selesai.

Tubuh rampingnya yang berbalut dress panjang berwarna merah membuat Annette sangat mencolok di antara sisa-sisa tamu yang hadir. Banyak paang mata yang menangkap gerak presensinya, namun ia acuh dan dengan santai mengambil tempat duduk di tengah ruangan.

"Selamat datang tuan putri"

Tawa tipis terdengar mengejek kala  Annette mendapati Alika, sang adik sudah berdiri di smapingnya.

"Bagaimana kabarmu anak kecil?"

Alika berdecih memukul bahu sang kakak "Apa pedulimu?"

"Hei kita baru bertemu lagi tapi kenapa kau sudah bersikap sinis?"  Annette menatap lamat wajah yang lebih muda darinya itu. Sebenarnya ia sedikit merasa bersalah karena datang terlambat, bahkan sampai melewati acara inti.

"Sangat sangat baik. Lihat, bukankah wajah ku ini sudah menggambarkan bagaimana kabarku sekarang?"

Annette mengangguk bergumam paham.
"Bagus lah kalau kau bahagia, aku juga kalau begitu"

"Kapan menyusul adikmu anak cantik?" Saat tengah serius berbincang dengan sang adik, Annette tersentak kala suara lain menyapa tiba-tiba. Dua orang tersayang terlihat mendekat. Hashi dan Pram.

"Ibu"

Hashi tersenyum saat tubuhnya di sambut pelukan oleh si anak sulung.

"Baru berkunjung sekarang, huh? Kentara sekali kau tidak merindukan orang tuamu, nak" ucap Hashi memukul pelan punggung Annette.

"Ibu, kau tahu sendiri bagaimana sibuknya aku mengurus pekerjaan" Balas Annette tak terima.

"Alasan. Orang-orang sesibuk apapun pekerjaannya, tetap saja pulang ke rumah jadi prioritas utama, apalagi jika belum menikah"

"Aku punya apartemen jika ibu lupa" Bantah Annette.

Pram hanya tersenyum memperhatikan  sang anak yang sudah semakin dewasa.

"Ayah" Sadar ayahnya hanya diam, Annette melangkah ke arah Pram lalu memeluknya lembut.

"Ku kira anakku ini sudah lupa padaku" Gurau Pram mengelus lembut rambut Annette.

"Mana mungkin aku melupakan ayah. Ayah harus tahu, setiap saat aku  memikirkan mu lebih daripada ibu" Pram terkekeh. Nampaknya malam ini Annette sedikit banyak bicara, berbeda dari pertemuan-pertemuan mereka sebelumnya.

"Kau melukai hati ibumu"

Hashi mengangguk menatap sendu Annette, sedangkan yang di tatap lagi-lagi tertawa tapi kemudian kembali ke arahnya dan meyakinkan bahwa ia hanya bergurau.

Selesai berbicara lepas rindu, tiga orang itu kini duduk snatai memperhatikan bagaimana manisnya Alika yang terus berada di dekat sang tunangan.

"Adikmu telah bertunangan, bagaimana denganmu? Kapan menyusul?" Pertanyaan Pram sedikit menyentak Annette

AFFECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang