•••
Kaitlyn berjalan menuju sekolahnya, dalam hati ia hanya berharap kalau tidak ada masalah yang menimpa dirinya. Semua tampak normal di matanya, tidak seperti kemarin yang di mana semua mata hanya tertuju padanya.
Motto hidup dia hanya satu. "Hidup damai dan tidak terkenal di manapun." Mungkin terdengar sangat aneh, tapi itu adalah Kaitlyn.
Sampainya di kelas, ia menghirup napas panjang kemudian membuka pintu kelas perlahan. Ia melihat seluruh teman sekelasnya yang sangat tenang, tidak ada yang menatap dirinya seperti kemarin dengan tatapan tajam. Iya, hanya Greyson yang sering menatapnya dengan tatapan tajam.
Ia duduk di bangkunya yang kosong, tidak ada Dinda, tidak ada Aira dan tidak ada Nia yang duduk di belakang bangkunya. Mungkin karena mereka belum datang, Kaitlyn segera mengeluarkan bukunya dan membaca-baca materi yang akan dia pelajari nanti.
Karena apa? Karena Kaitlyn sudah bertekad untuk menunjukkan bahwa dirinya bukan cewek bodoh yang sering di hina. Ia pasti anak menunjukkan kalau dirinya juga bisa seperti mereka yang pintar.
Semangat itu hilang seketika, matanya sangat mengantuk ketika melihat huruf-huruf dan angka berjejer dengan sangat rapi membuatnya bertambah pusing. Ia menghela napas pasrah.
Ia membalik halaman buku dan membacanya perlahan, siapa tahu ia mendapat mukjizat menjadi pintar dengan membaca buku sebelum jam pelajaran di mulai.
"Di sini kosong nggak?" Kaitlyn menoleh ke arah orang yang baru saja bertanya.
"Kalau kosong gue duduk sini ya." Jawabnya dengan sendiri, Kaitlyn bahkan belum menjawabnya. Tapi cowok yang ada di depannya itu langsung duduk di bangku sampingnya tempat Dinda duduk.
Kaitlyn hanya diam dan lanjut membaca buku di depannya dengan malas. Bagaimana mau pintar kalau dia saja baca buku sangat malas seperti ini. Kini konsentrasi gadis itu kembali terganggu.
Ia melirik cowok di sampingnya yang sedang bermain game dengan kaki yang bergerak terus, ia sangat terganggu dengan adanya cowok itu.
"Kaki lo bisa diem?"
Cowok itu langsung menoleh ke arah Kaitlyn. "Oh maaf, udah kebiasaan soalnya."
Kaitlyn menatap lekat cowok itu, ia mengenali cowok itu dan suaranya pun tidak asing. Kaitlyn menaikkan kedua alisnya.
"Lo yang tepuk tangan pas gue ribut itu kan?"
"Good! Kirain lo lupa, tapi kemarin lo keren banget sumpah!"
"Keren?"
"Iya keren banget, walaupun lo bilang kalau lo bodoh tapi lo pinter kasih tu cewek pelajaran!"
Kaitlyn mengernyit bingung, bagaimana bisa ada yang mengatakan kalau dirinya keren saat bertengkar. Gadis itu hanya tersenyum dan melanjutkan membaca bukunya
"Kepala lo aman? Gue agak khawatir sih kemarin, haha." Jawab cowok itu dengan canggung.
Dengan mulut terbuka Kaitlyn bingung apa yang di maksud cowok itu. Kenapa dia bilang khawatir sama dirinya? Bahkan Kaitlyn tidak pernah melihat cowok itu di kelasnya.
"Kemarin gue kaget banget, baru pindah kelas udah ada yang bertengkar aja. Padahal ini kelas rekomendasi dari guru, kalau kelas ini yang paling tenang."
"Ah.."
"Maaf, kemarin ada salah paham. Tapi lo nggak usah khawatir, masalahnya sudah selesai kok."
Cowok itu menggeleng cepat. "Bukan gitu! Gue seneng bisa sekelas sama siswi yang kayak lo, soalnya gue bukan anak yang pendiam." Ucapnya dengan mengedipkan satu matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREYSON (END)
Teen FictionKaitlyn hanya seorang siswi biasa, bahkan keberadaannya tidak mungkin di ketahui oleh murid poluper di sekolahnya. Walaupun dirinya tidak cantik tapi ia memiliki senyuman yang manis. Dia juga bukan siswi berprestasi sehingga di kenal oleh semua muri...