•|||||•
Berada di tengah taman yang sangat dingin, banyak keraguan di dalam hatinya tapi ia tepis begitu saja. Sudah berhari-hari ia ingin menanyakan alasan kenapa Greyson menyukai dirinya.
Gadis ini tetap duduk di tempatnya sampai cowok itu mendekat pada Kaitlyn dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"Hai, sudah lama nunggu?"
"Lama banget!"
Greyson terkekeh dengan gadis yang duduk diam di sebelahnya ini. "Jadi lo mau ngomong apa? Mau kita pacaran sekarang?"
"Sebelum itu.. aku mau nanya sama hal yang belum aku ketahui jawabannya."
Cowok itu menggaruk tengkuknya, bingung dengan wajah serius Kaitlyn. "Tanya aja."
"Alasan lo suka sama gue apa? Padahal lo belum kenal baik gue." Ujarnya pelan.
Greyson menghela napas tenang, ternyata ini yang ingin Kaitlyn ketahui. Ia sudah cemas kalau Kaitlyn tidak mungkin mau menjadi pacarnya, tapi.. melihat gadis ini dengan pria lain saja sudah bisa membuatnya sangat tidak nyaman.
Dia menunduk melihat kedua kakinya yang tertutupi oleh sepatu berwarna putih. "Gue nggak tau gimana gue di mata lo, tapi perasaan ini sudah sangat jelas."
"Lo ingat pertama kali kita ketemu?"
"Waktu bayi?" Celetuk Kaitlyn
"Bukan. Tapi di kelas saat guru ngira kalau lo itu teman gue yang pingsan, gue dengan jelas bilang kalau lo bukan teman gue. Lo selalu menatap gue tajam dengan kesal."
"Awalnya juga juga biasa aja, tapi lama-lama gue juga ikut tertarik sama lo yang selalu ngeliatin gue diam-diam. Lo ngehindari gue kalau ketemu, itu lucu."
"Dengar diam-diam cerita lo yang suka sama Eko ternyata dia suka sama Zahra, itu gue sampai nahan ketawa."
Kaitlyn membuka mulutnya tidak percaya. Benar kan! Saat itu Greyson tertawa saat dirinya menceritakan tentang cinta pertama dirinya pada teman SMP-nya. "Hei, tapi itu sudah lama."
"Buku catatan yang lo kasih pinjam, walaupun tulisannya tidak begitu bagus. Tapi kalimatnya gampang buat gue cerna."
"Gue yang pinjamin lo payung, tapi saat gue tau kalau payungnya sudah di rumah gue karena di bawa pulang kakak gue. Gue ngerasa lucu lo panik banget, takut payung gue hilang, hahaha."
"Lo juga nangis di tengah trotoar karena Adam, gue nggak tau kenapa nggak suka ngeliat lo nangis kayak gitu. Lalu pertemanan kalian yang tiba-tiba rusak, gue nggak tega ngeliat lo sendiri."
"Di bully satu kelas, bertengkar sama anak kelas yang nyebar berita palsu tentang lo. Itu lo keren banget di mata gue, mungkin sejak itu? Atau sudah dari awal?"
"Nggak lama kalian baikan. Gue bisa ngeliat lo senyum lagi, senyum yang sangat lebar. Mungkin selebar ini?" Greyson tersenyum dengan lebar, menyontohkan senyuman Kaitlyn yang masih terbayang di ingatannya.
Kaitlyn tertawa pelan. Sangat aneh di matanya melihat Greyson teraenyum lebar seperti itu, tapi dia terlihat sangat tampan.
"Lo kelihatan cantik, nggak peduli apa yang terjadi, rumor aneh juga sering muncul tapi lo nggak peduli pandangan orang lain. Tapi! Gue paling nggak suka lo dekat sama Zyco."
"Wajah kaget saat dengar gue bilang suka sama lo, lo juga nggak bisa sembunyikan wajah kalau sedang kesal, dan masih banyak lagi."
Greyson menghadapkan dirinya jongkok di depan Kaitlyn. "Lo tadi nanya kenapa gue bisa suka sama lo kan? Padahal gue belum kenal lo dengan baik."
"Jawabannya, karena gue selalu suka lihat sisi lo yang unik. Gue selalu suka semua tentang lo, bahkan ini yang pertama kalinya gue ngerasa seperti ini."
"Ini perasaan gue yang sebenarnya Kaitlyn."
Kaitlyn diam tercengang dengan wajah merahnya, ia juga sedikit terharu mendengar Greyson menjelaskan dengan sangat panjang.
"Gue..."
Drtttt Drrrtttt
Getaran handphone gadis itu membuat dirinya mengalihkan pandangan. Tertera nama kakak yang menelponnya, ia meminta izin pada Greyson sebelum menjawab telepon Kenzo.
"Cepet pulang."
"Iya!" Jawab Kaitlyn dengan cepat setelah mendengar kalimat pertama yang baru di ucapkan kakaknya dan langsung dirinya matikan.
"Ah, sorry. Kakak gue ganggu suasa–"
"Kalau gitu, ayo kita pacaran."
•|||||•
"Kaitlyn! Kaitlyn!" Dinda dengan seragam lengkapnya memanggil Kaitlyn dari luar rumahnya.
"Iya sebentar!" Balas Kaitlyn dengan semangat.
Dia berlari segera keluar rumah melihat Dinda yang menunggunya. Kaitlyn tertawa senang. "Hehehe, maaf gue lama."
"Ayo berangkat!"
Ah iya, Dinda sudah mengatakan pada Kaitlyn kalau hari ini ingin menitipkan motornya di rumah teman dekatnya, karena tidak ingin berdesakkan dengan yang lain.
Dinda juga sangat antusias mendengarkan cerita Kaitlyn, bagaimana cara Greyson menyatakan cinta padanya dan kemarin sudah menjadi hari pertama mereka pacaran membuat Dinda ikut senang.
Mata Dinda tidak sengaja melihat Greyson yang beridiri di depan gerbang sekolah dengan buket bunga di tangannya membuat dirinya antusias.
"Lyn! Liat itu! Pacar lo."
Kaitlyn dengan malu mendekat pada Greyson. "Hai, pa..car?"
Dinda yang baper melihat kelakukan mereka memukul pundak Kaitlyn kecil. Greyson juga dengan muka bodohnya tersenyum sangat manis untuk Kaitlyn.
Cowok itu memberikan bunga pada Kaitlyn yang masih tidak terbiasa dengan pandangan orang-orang. "Buat lo."
"Ah, makasih."
"Wow..."
"Mereka berdua beneran jadian! Tuh lihat."
"Gila! Berani banget di sekolah, kalau masuk ruang BK lagi rasain tuh hahaha."
"Lo lihat itu?"
Greyson menggenggam tangan Kaitlyn dengan erat. Mengajaknya masuk ke dalam kelas bersama, dengan Dinda yang seperti nyamuk.
"Tuh! Tuh! Pegangan tangan! Jadian beneran doa berarti, wow jadi berita hot hari ini."
"Aduh, irinya sama pasangan baru." Ucapnya pelan.
Setelah sampai di kelas pun tidak ada bedanya. Semua masih berbisik-bisik tangan rumor jadiannya Greyson dengan Kaitlyn dan masih banyak orang yang tidak percaya.
"Sepertinya mereka beneran pacaran deh, nggak mungkin juga dia ngasih bunga kalau nggak ada maksud lain."
"Hahaha, masih nggak nyangka kalau mereka bakalan jadian."
"Berkat bantuan kakak?"
Kaitlyn masuk dengan biasa, berpura-pura tidak mendengar hal yang di ucapkan oleh beberapa teman sekelasnya. Mungkin nantinya akan bertambah parah jika tidak dirinya tegur dengan cepat.
"Kaitlyn!"
"Lo beneran jadian sama Greyson? Wah selamat ya, ikut senang."
Sikap mereka berubah. Menjelekkan di belakang dan memuji di depan, walaupun sudah menunjukkan wajah tidak nyaman mereka tetap mengerubungi Kaitlyn dengan berbagai pertanyaan yang tidak penting.
"Lo udah ngasi apa aja sampai dia suka sama lo?"
Deg
•|||||•
Hai Liy'ders!
Apa kabarnya?Gimana ceritanya? Kasih ide dong, siapa tau kalian punya.
Jangan lupa vote juga yaSebelumnya, terima kasih sudah mau membaca cerita aku ya^^
(◍•ᴗ•◍)✧*。
KAMU SEDANG MEMBACA
GREYSON (END)
Teen FictionKaitlyn hanya seorang siswi biasa, bahkan keberadaannya tidak mungkin di ketahui oleh murid poluper di sekolahnya. Walaupun dirinya tidak cantik tapi ia memiliki senyuman yang manis. Dia juga bukan siswi berprestasi sehingga di kenal oleh semua muri...