8. Lupa Piket

485 66 3
                                    

•••

"Iya. Gue suka." Kata Kaitlyn sambil memandang wajah Greyson yang sangat nyaman di pandang itu.

Tanpa sadar Greyson yang di samping Kaitlyn juga ikut memasang gadis itu dengan tatapannya yang seperti biasanya.

"Lyn!"

Panggilan temannya itu membuat dirinya sadar kalau tadi ia menatap Greyson tidak sadar.

Kaitlyn memperbaiki posisi duduknya.

"Kenapa?"

"Terus si Eko gimana kabarnya? Jadi pacaran sama Zahra?"

Kaitlyn mengangkat bahu tidak tau. "Kayaknya sih dia di tolak."

"HAHAHAH, ANJIR KASIAN BANGET PAK EKO."

"Eh nama aslinya bukan Eko tapi." Ucap Kaitlyn memperbaiki

"Tapi kita anggapnya dia Eko, bener nggak Ra?"

Aira mengangguk. "Iya."

"Memangnya apa sih yang lo suka sama si Eko?"

Kaitlyn kembali berpikir. "Nggak tau juga sih."

"Bahahaha, gue masih ngakak banget." Kata Dinda sambil tertawa ngakak.

"Ya udah lanjutin aja." Kata Kaitlyn santai.

"Ini jam pulang lama banget dah, padahal gue kan mau jalan bareng sama kak Rey!"

"Sabar napa, bentar lagi paling bel."

"Apa iya? Gue bosen banget." Kata Dinda yang menidurkan kepalanya di atas meja.

Kaitlyn yang melihat itu langsung memiliki ide untuk membuka obrolan lagi.

"Kayaknya lo kena virus tidur Nia deh."

"Siapa?"

"Coba lo liat Dinda, dia malah kayak Nia yang sering tidur di meja."

"Kalau Nia itu sering tidur biar nggak terlalu menarik perhatian, secara lo pada tau kalau Nia itu cewek cantik." Jelas Aira yang menyangga kepalanya dengan tangan

"Nia punya pacar juga nggak Ra?"

"Emmm, setau gue sih enggak ya, soalnya dia masih punya trauma."

Kaitlyn merasa bersalah saat menanyakan hal privasi yang seharusnya tidak dirinya tau.

"Ah jadi nggak enak sama Nia."

"Dia nggak marah kok, soalnya kita kan dari tadi telponan sama dia. Nih."

Kaitlyn melihat layar handphone milik Aira yang menunjukkan bahwa mereka sedang menelpon, dan itu sudah terjadi 1 jam.

"Lah? Dari kapan? Kok gue nggak tau?"

"Dari tadi lah, mulai lo bahas di Eko." Jawab Aira

"Bahahaha, dengar nama Eko aja bikin ngakak." Kata Dinda yang tertawa sambil tiduran di meja

"Dih, dengar aja telinga lo."

"Iya lah telinga tajam nih bos."

Kringg~

Dinda yang pertama berdiri dari kursi, ia mengambil tas dan merapikan semua alat tulisnya.

"Lo buru-buru amat."

"Iya, kan gue mau nge date sama kak Rey."

"Widih, gue doain lancar aja deh."

"Hehehe, makasih teman baik akuhhh. Gue duluan ya! Byee~"

GREYSON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang