43. Ancaman

251 32 9
                                    

•|||||•

Kaitlyn sudah sangat senang bisa mengumpulkan tugas yang ia kerjakan bersama Greyson semalam. Dia hari ini sedang mencari cowok itu yang tidak kelihatan sama sekali batang hidungnya.

Begitu pula dengan Zyco yang entah hilang kemana. Merek semua hilang di saat sedang di cari. Kaitlyn memilih duduk di bangkunya dan mengobrol dengan temannya yang lain saja.

"Gimana? Hukumannya seru?"

"Sangat seru! Tangan gue masih pegel ngepel lantai kamar mandi belakang." Jawab Aira sinis.

Dinda tertawa terbahak-bahak dengan Nia yang hanya tersenyum merespon itu. Ini sangat beruntung bagi Kaitlyn, karena apa? Jika dia tidak mengerjakan tugas pasti akan di hukum bersama gadis itu.

"Eh bentar lagi kita mau ujian tengah semester kan?" Ujar Kaitlyn untuk menyambung topik obrolan

"Oh iya! Benar juga."

"Gue nyontek sama Nia aja deh." Celetuk Dinda sembari memasukkan snack ke dalam mulutnya

"Memang gue bakal kasih lo nyontek?"

Dinda terdiam mendengar jawaban Nia. "Kan kita pasti sebangku, soalnya nama lo kan di atas absen gue. Dania, Dinda. Lo absen 9 gue 10."

"Walau gitu gue nggak mau kasih lo nyontek, mikir sendiri lah."

"Rasain lo." Celetuk Aira

"Gue harus bisa jawab sendiri! Pasti bisa. Nilai KKM pun nggak masalah, yang penting nggak remedial aja." Kaitlyn memangku wajahnya di tangan kanannya, seperti sedang lemas karena takut akan ujian nanti.

"Kita belajar bareng aja, kan seru tuh. Gimana?" Usul Aira.

"Boleh, atau sambil nongkrong." Tambah Nia.

"Pintar!"

"Ajak Greyson gimana?"

Kaitlyn menoleh pada Dinda yang tampak antusias, dia semenjak duduk bersama cowok itu hubungannya sangat bagus. Terlebih lagi Greyson adalah teman dari Rey. Dalam hati terdalam Kaitlyn merasa tidak suka jika ada seseorang yang dekat dengan Greyson, semenjak ia tahu kalau mereka sudah dekat sejak lahir.

Egois memang, tapi ini yang dirasakan gadis itu. Kaitlyn tersenyum canggung. "Kenapa ngajak dia?"

"Kan dia pintar, lumayan bantu kita."

Aira mengangguk setuju di tambah Nia yang memberikan jempol tangannya. Kaitlyn menatap mereka sebentar lalu menghembuskan napas pasrah.

"Kalau gitu ajak Jefri juga gimana?"

"Lo ngapain ajak dia sih?" Dari suara terlihat Aira tidak menyukai Jefri saat Kaitlyn mengusulkan namanya.

"Kenapa? Dia pintar juga kok." Jawab Kaitlyn

"Ya, tapi kan–"

Nia menggenggam tangan Aira yang duduk di sebelahnya. "Iya ajak aja dia, Zyco sekalian. Kak Rey juga, pacar lo juga Ra."

Senyum Aira kembali seperti semula. "Boleh? Kita kan mau belajar."

"Yang penting kalian nggak pacaran aja sih." Balas Kaitlyn tersenyum.

"Gue nggak janji, hahaha."

•|||||•

Zyco duduk di salah satu kursi tidak terpakai di rooftop sekolah. Ia dengan cengiran khasnya menatap Greyson yang berdiri di depannya. Baju yang rapi, selalu memakai almamater sekolah, dan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana membuatnya terlihat sangat tampan.

GREYSON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang