Chapter 27

257 18 0
                                    

Sang ayah pun turun dan melihat ke arah Lart, Natasha dan istrinya.

***
Kemudian dia menatap wajah Lart, Lart sedang mengkode ayahnya menggunakan wajah dan juga mata. Kemudian dia mengangguk tanda mengerti.

Amon Bellen, ayah Natasha sekaligus ayah Lart. Dia berjalan santai ke arah Sora. Kemudian menenangkan istrinya itu.

"Sora.... Tenanglah, putrimu hanya melampiaskan kekuatannya saja. Kita kan sudah menahannya untuk tidak membunuh dengan kekuatannya."

Amon menoleh ke arah Lart.
"Lart, bawa adikmu ke kamarnya. Biar ayah yang mengurus ibumu."
"Baik, ayah."

Lart membawa Natasha ke kamarnya. Natasha hanya menghela nafas berat serta memutar bola mata malas.

***
Liora saat ini sedang merebahkan tubuhnya. Dia sudah meminum ramuan healing dari pamannya. Dia sangat sangat bosan. Dia tidak diperbolehkan keluar kamar oleh tiga pria tersebut.

Liora menatap atap kamarnya yang dilapisi kaca. Dia bisa melihat jelas pemandangan malam yang indah. Liora tersenyum. Setidaknya, aku bisa melihat bintang dan langit.

Pintu kamar diketuk, Raymond mengatakan bahwa makan malam sudah siap. Liora kemudian bangkit dari kasurnya dan berjalan membuka pintu kamarnya.

Tapi Raymond menghentikan.
"Mau kemana?"
"Lah, katanya makan malam?"
"Siapa yang menyuruhmu makan malam di meja makan? Ayo kembali. Makan di kamarmu." Perintah Raymond.

Liora kembali dengan mendengus. Raymond meletakkan nampan di meja dekat kasur Liora. Kemudian Liora menahannya.

"Kakak, kakak tidak pergi ke rumah ibu Sonata?"

Raymond menoleh.
"Tidak, hari lain saja."
"Kenapa? Ibu Sonata kan ibu kandung kakak. Kakak tidak boleh begitu dong. Ibu Sonata juga pasti menunggu kehadiran kakak. Kalau kakak mengkhawatirkan Lio, Lio kan sudah dijaga oleh ayah dan paman. Jadi pergilah."

Raymond tersenyum mendengar adiknya yang mengoceh kesana kemari. Kemudian mengusap lembut kepala Liora.

"Akan kakak pikirkan ya, makanlah."

***
Di suatu sisi, terlihat seorang perempuan yang sangat cantik. Dia sedang tertidur di dalam peti mati. Rambut panjang hitamnya menambah kecantikan tersendiri.

Tubuhnya disinari oleh cahaya rembulan malam yang saat itu bersinar.

Liora perlahan mendekat ke arah wanita itu, tapi tiba tiba saja wanita itu menghilang dari peti mati. Liora melihat sekeliling.

Dia menemukan wanita itu sedang duduk di taman membelakanginya. Liora langsung berlari ke taman.

Sesampainya di taman Liora berkata
"Kau siapa?"

Wanita itu menoleh, dan kemudian tersenyum. Liora yang melihat senyuman itu langsung terpana.

Cantik sekali.... Batin Liora.

Wanita tersebut datang ke arah Liora dan mengusap lembut kepala Liora. Sambil tersenyum. Liora merasa terpaku.

Dia merasakan kasih sayang lembut seorang ibu, saat wanita itu membelai lembut rambutnya. Liora menangis.

Wanita itu berkata sambil tersenyum.
"Jangan menangis sayang.... Sebentar lagi kau akan merasakan kasih sayang ibu."

Liora mendongak menatap wajah wanita itu. Kemudian wanita itu menghilang.

Liora mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tidak ada.

Tapi tiba tiba saja, saat Liora menoleh ke belakang, wajah wanita itu sedang menatap Liora dari dekat. Liora kaget dan.....

Dan Liora bangun dari mimpinya. Dia ngos ngosan serta keringat di tubuhnya. Mimpi apa Liora semalam? Saat Liora terbangun sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

***

Vienna Academy : The Princess ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang