52

136 10 0
                                    

"Sudah jelas kan jawabannya, tentu saja tidak. Kau tahu Dave? Kita harus menjadi orang yang kejam bila diperlukan." ucap Raymond.

***
Malam harinya, tiba tiba saja. Liora dikejutkan dengan kedatangan Dave. Dave memberikan sesuatu kepada Liora.

Liora menerimanya lalu mencium aromanya. Kemudian dia tersenyum.

"Darimana kau mendapatkan darah manusia?" ucap Liora.

Dave tidak menjawabnya, kemudian dia hendak pergi. Tapi Raymond sudah berdiri di sampingnya sedari tadi.

"Astaga, sejak kapan dia berdiri di situ?" batin Dave.

"Aku mendapatkan darah itu melalui misi." jawab Raymond dengan cepat.

Liora agak sedikit heran dengan kakaknya. Pasalnya Raymond mengatakan itu dengan puas, tidak merasa bersalah sama sekali.

Dan lagi darah manusia itu masih terciprat di wajah Raymond. Liora menghela nafas berat.

"Kakak, bersihkan wajah kakak terlebih dahulu." ucap Liora.

"Hm... Ini enak sekali, aku menyukainya." ucap Liora meminum darah yang diberikan Raymond

Raymond mengusap kepala Liora lalu keluar bersama Dave.

***
Di sebuah hutan yang gelap, dan pepohonan yang tinggi menjulang. Seekor serigala berlari dan memanjat pohon.

Hari ini adalah malam purnama. Tentu saja bagi manusia serigala akan keluar dan mengaung kesana kemari.

Poofff....

Natasha berubah wujud menjadi manusia setengah serigala. Dia sedang berpikir dan kemudian.

"Rawrr... Hm apakah aku sudah terlihat menyeramkan." ucap Natasha kemudian dia tertawa cekikikan.

"Pftt.. Haha menyeramkan dari mana jika begitu." ucap seseorang.

Natasha melihat ke sekeliling, mata serigalanya menatap tajam. Kemudian seseorang tersebut menunjukkan wajahnya.

"Hai, Natasha. Kau kenal aku kan. Kita murid akademi vienna." ucap Justin.

Natasha sedikit terkejut. Justin memasuki peringkat 10 besar ujian skill pada waktu itu.

"Sedang apa kau disini? Serigala biru? " ucap Natasha.

"Menurutmu kenapa? Hari ini kan malam purnama." ucap Justin.

Natasha berpikir sejenak, kemudian dia mengangguk. Justin hendak pergi. Tapi Natasha menahannya.

"Tunggu Justin, bolehkah aku ke rumahmu? Hanya sebentar saja kok." ucap Natasha.

Justin menatap datar Natasha, lalu menghela nafas.

"Untuk apa kau kerumahku? Aku tidak pernah membawa perempuan. Pulanglah." ucap Justin.

Tapi Natasha tiba tiba memegang kaki Justin begitu saja. Justin menghela nafas. Terpaksa dia menyeret Natasha.

"Hei kau, jahat sekali. Setidaknya kalo ada wanita yang seperti ini. Harusnya kau berhenti berjalan. Bukannya menyeret ku. Huft." ucap Natasha kesal.

"Aku kan sudah bilang pulanglah, kenapa kau bersikeras? Hah..." ucap Justin

Justin berhenti dan berjongkok ke Natasha. Kemudian dia berkata.

"Cepat naik, mau kubuat kakimu terluka lagi?" ucap Justin.

Natasha mendongak. Entah kenapa Natasha merasa Justin sangat tampan. Apa selama ini dia tidak pernah memperhatikan penampilan Justin?

"Serigala tidak semudah itu terluka. Aku kan memiliki regenerasi yang sangat cepat, begitu juga kau." ucap Natasha.

Justin mendengus.

"Yasudah jika tidak mau, ku seret lagi kau." ucap Justin.

Natasha tersentak.

"Heii yang benar saja! Oke aku mau. Menyebalkan sekali kau ini." ucap Natasha.

Justin menggendong Natasha sembari mendengarkan ocehan yang tidak perlu menurutnya. Kemudian sebuah portal terbuka, dan mereka pergi ke kediaman Justin.

*Ilustrasi ibukota Vienna

Vienna ini dibaca Wina ya guys, bukan Vienna tapi Wina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vienna ini dibaca Wina ya guys, bukan Vienna tapi Wina. Aku mengambil inspirasi dari negara Austria. Bagus soalnya pemandangan nya, seperti di real kerajaannya aja gitu. Kalian bisa cari di google Vienna(Wina) Austria.  Ah aku jadi pengen kesana hehe

Vienna Academy : The Princess ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang