Warning cerita ini ada di webnovel juga. Tapi dengan judul berbeda.
Kisah perjalanan seorang anak vampir campuran dan darah monster.
Ayah keturunan darah monster, ibu keturunan vampir campuran.
Akhirnya, setelah yang ditunggu tunggu tiba. Debut Liora tinggal satu hari lagi. Kini Liora serta Raymond, sedang sibuk mengunjungi toko pakaian yang ada di pusat kota.
Sebenarnya Raymond hanya mengantar Liora saja, tapi Liora menyuruh Raymond untuk memilih baju juga.
Liora dan Raymond sudah memilih baju yang mereka beli, dan akan diantar ke kediamannya. Mereka sedang beristirahat di taman pusat kota.
Liora tersenyum kearah langit, dia mengingat semuanya. Dari dia kecil sampai sekarang. Dia tersenyum bertambah lebar.
"Ah.. Kenapa aku melupakannya ya?" gumam Liora.
Raymond mendengar gumaman Liora dan berkata.
"Kau bicara sesuatu?" ucap Raymond.
"Kakak.. Aku mengingat semuanya. Semua dari aku kecil sampai sekarang." ucap Liora.
Raymond berdiri terkejut dari duduknya dan menatap Liora. Liora hanya memberi wajah datar. Raymond menunduk sebentar.
"Kau mengingat semuanya? Kapan? Kenapa tidak pernah cerita?" ucap Raymond beserta mata yang berubah jadi warna perak.
Liora terkejut, apa kakak marah karena aku tidak memberitahunya? Padahal aku ingin menyimpan ingatanku sampai debutku.
"Tadi pagi, saat aku terbangun." ucap Liora.
Raymond tersenyum tipis, lalu kemudian Raymond berjalan mundur perlahan dan berbalik pergi meninggalkan Liora.
Liora terkejut.
"Kak! Kakak tunggu! Apa kakak marah?" ucap Liora yang sudah memegang tangan Raymond.
Raymond menoleh dan melihat wajah Liora yang seakan seperti menangis. Raymond terkejut. Kemudian dia mengusap lembut kepala Liora.
"Kakak tidak marah, kakak ada urusan. Kakak akan menemuimu nanti malam." ucap Raymond.
Sebenarnya Raymond sudah menduganya, ingatan Liora akan kembali saat dia dewasa. Tidak menyangka akan secepat ini.
"Aku sama sekali tidak marah kepadamu Liora, tapi aku memang ada urusan dengan seseorang. Aku akan kembali setelah bermain main." ucap Raymond sambil memakai topi yang berada di jubahnya.
*** Raymond pergi ke pusat markas assasin. Dia menemui kepala mereka.
Ting... Bunyi bel yang berada di ruangan kepala.
Raymond masuk dan duduk di sofa. Kepala assasin melihat Raymond tersenyum.
"Sudah lama sekali ya Ray. Kau mengambil misi?" ucap kepala assasin.
Raymond tersenyum miring dan mengangguk.
"Berikan aku sebuah misi yang di dalamnya bukan langsung kubunuh tapi bersenang senang." ucap Raymond.
Kepala assasin mengangguk, dia mengerti Raymond. Raymond mengambil misi saat dia sedang sangat bahagia, seperti sekarang.
Kepala assasin langsung menyerahkan misi kepada Raymond. Di dalam misi tersebut, Raymond boleh melakukan apa saja terhadap korbannya.
Setelah Raymond mendapatkan misi, dia langsung bergegas pergi begitu saja.
*** Di hutan yang gelap, terdapat sebuah gubuk yang sederhana. Raymond duduk di salah satu kursi berhadapan dengan korban yang dia ikat di kursi satunya.
Di ruangan tersebut hanya berisi Raymond dan partnernya saja.
Sang korban terbangun dan terkejut, karena dirinya diikat. Raymond tertawa khas seperti antagonis lainnya.
"Kau sudah bangun ya? Kau ini harus kuapakan ya?" ucap Raymond.
*Raymond bukan hanya seorang pangeran dari Kerajaan Quarter. Dia mengambil pekerjaan sebagai assasin (pembunuh bayaran) untuk disumbangkan ke panti asuhan yang membutuhkan donasi. Jadi Raymond ini sudah bekerja sejak dia umur 10 tahun tanpa sepengetahuan Ednan dan Sonata.
Ilustrasi Lotilucia Anasthasa(kekasih Raymond)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.