64 Arabella, my mom's

122 7 0
                                    

~ Arabella, meine Mutter~

Raymond menghela nafas, kemudian dia menggenggam tangan Lotilucia. Lotilucia menoleh kearah Raymond, melihat Raymond tersenyum. Hati Lotilucia hangat seketika.

***
Almirah sedang berada di tempat pelelangan. Dia menggunakan topeng agar identitasnya tidak diketahui.

Sang lelang mengeluarkan jantung vampir, tapi berbentuk permata. Mata Almirah mengawasi jantung vampir itu,

“Ini sungguh bagus! Aku akan mendapatkannya untuk hadiah Liora.” Ucap Almirah antusias.

Para peserta lelang mulai menawar dengan harga tinggi. Sampai akhirnya harga jantung vampir itu mencapai 24 juta koin emas. Sang lelang berbicara apakah ada lagi yang menawar atau tidak.

Saat pelelangan hampir terjual oleh seseorang, Almirah mengangkat tangannya dan berkata.
“Sir, aku akan menawar seharga 100 juta koin emas.” Ucap Almirah.

Para peserta saling melongo dan melihat aksi Almirah. Sang lelang pun menutup pelelangan tersebut.

“Ini 100 juta koin emas. Berikan padaku.” Ucap Almirah buru-buru.

Sang lelang langsung memberikan jantung vampir tersebut.
Almirah keluar dari tempat lelang dan bertemu seseorang disana. Valent, dia sedang melihat aksesoris untuk perempuan.

“Oiii, kau punya pacar? Kau membeli itu untuk siapa?” ucap Almirah

Valent terkejut dengan kedatangan Almirah, dia menggeleng pelan.

“Tidak, aku hanya membeli ini untuk hadiah Liora.” Ucap Valent dengan membawa hiasan rambut.

Almirah mengangguk paham.

“Baiklah, semoga beruntung. Aku pergi dulu ya Valent. Sampai ketemu di pesta.” Ucap Almirah yang hilang begitu saja.

***
“Karina, bawakan aku makanan. Aku sangat lapar.” Ucap Liora.

“Tidak bisa nona, bisa-bisa saya habis ditangan Ratu Dimitrich.” Ucap Karina

Liora menghela nafas pasrah, Dimitrich memang melarang Liora makan sampai pesta debutnya tiba. Entah apa tujuannya.

“Aku akan mengambil sendiri.” Ucap Liora

“Jangan nona, nona akan dimarahi nanti.” Ucap Karina

Liora tidak peduli dengan perkataan Karina, dia berjalan menghampiri Dimitrich di gazebo taman istana.

“NENEK!!” ucap Liora berteriak

Dimitrich terkejut dengan teriakan Liora, dia segera menoleh kearah Liora yang berjalan menghampirinya.

“Nek, bolehkah aku makan sedikit saja? Aku sangat lapar.” Ucap Liora memelas

Dimitrich menghela nafas, “Kukira ada apa.” Batin Dimitrich

Dimitrich tersenyum sangat manis.

“Tidak sayang, ini memang peraturan istana dan seluruh kaum bangsawan yang ada di negara manapun. Bahwa sebelum debut, tidak diperbolehkan untuk makan apa pun.” Ucap Dimitrich.

Liora bertingkah seperti anak kecil yang minta dibelikan mainan. Dimitrich tertawa pelan melihatnya. Dia jadi teringat Arabella putrinya waktu debut dulu. Dia sama seperti Liora.

“Haha.. memang anak dan ibu sifatnya hampir mirip.” Ucap Dimitrich tertawa

Liora tersentak, kemudian dia melihat Dimitrich secara seksama.

“Nenek, aku pernah bermimpi ibu, sebanyak dua kali.” Ucap Liora

“Oh benarkah sayang? Apakah ibumu senang melihatmu?” ucap Dimitrich

“Tentu saja, dia memelukku dan mengusap rambutku. Dia sangat menyayangiku.” Ucap Liora

Dimitrich tersenyum, dia mengusap lembut rambut Liora.

“Tentu saja sayang, sejak kau ada di dalam kandungan. Dia benar-benar mempertahankanmu. Dia rela berkorban apapun demi melahirkan Liora yang sangat lucu termasuk mengorbankan keluarganya juga.” Ucap Dimitrich.

*Ilustrasi Raymond Quarter

*Ilustrasi Raymond Quarter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Art from: Gia

Vienna Academy : The Princess ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang