44(Wujud manusia Samir)

152 12 0
                                    

"Permisi, adek. Kita dari organisasi Avam. Kemarin ada panggilan dan keluhan dari alamat ini, apakah benar? Kalau begitu, kami boleh masuk?" Ucap Liora tersenyum.

***
Liora serta Damian memasuki rumahnya. Mereka dipersilahkan duduk di ruang tamu. Rumahnya tampak sederhana.

"Sebentar ya kakak. Saya bawakan minuman dulu." Ucap gadis 14 tahun.

"Tidak usah. Aku tidak minum air manis, aku minum darah." Ucap Liora tersenyum.

Rumah yang mereka masuki adalah rumah penyihir. Dari kalangan biasa. Penyihir juga sama seperti manusia. Bisa meminum minuman manusia dan makan makanan manusia.

Gadis itu mengangguk, kemudian melihat kearah Damian.

"Ah, aku tidak usah minum." Ucap Damian.

Gadis itu duduk di kursi tamu dan menatap Liora serta Damian.

Kemudian dia berkata.

"Pegawai kami ada yang korupsi. Mereka juga telah menculik anak anak yang kehilangan orang tua untuk dilelang. Dan rata rata korbannya adalah ras kakak, vampir." Ucap gadis 14 tahun.

Liora mencatat perkataan gadis tersebut dengan cepat dan ringkas.

"Lalu? Apakah kau mempunyai bukti? Barang dagangan? Kwitansi?" Ucap Damian.

"Ada. Aku melihatnya sendiri. Kalo kalian mau, aku bisa menunjukkan nanti malam. Bagaimana?" Ucap gadis 14 tahun.

"Ah, maaf... Tapi kakak ada urusan nanti malam, bagaimana kalau besok malam saja? Kita janjian di jembatan kota? Atau bar Vienna?" Ucap Liora.

Gadis tersebut mengangguk. Liora dan Damian tersenyum dan pamit untuk pulang.

Sebelum pulang, gadis tersebut memegang baju Liora. Dan mengatakan sesuatu.

"Kakak ini seorang putri ya? Putri yang hilang itu?" Ucap gadis 14 tahun.

Deg....

Liora refleks menoleh kebelakang dan sedikit terkejut. Apa gadis sekecil ini bisa melihat masa lalu?

"Sepertinya kau salah lihat. Kakak bukan putri yang hilang." Ucap Liora kemudian pergi.

Gadis itu mengamati Liora dari jauh. Kemudian berkata.

"Benar kok, kakak itu putri kerajaan Edwards yang hilang itu. Tidak, bukan hilang, tapi disembunyikan." Ucap gadis 14 tahun.

***
Liora sedang mandi di kamarnya. Dia memikirkan ucapan gadis itu.

Putri yang hilang? Hmm putri yang hilang ya? Aku sendiri tidak tahu.

Liora memilih melihat kearah luar jendela sambil berendam.

Tiba tiba saja, ular peliharaannya muncul. Liora menoleh.

"Samir, aku tidak memanggilmu. Lagipula kau tidak sopan. Aku sedang mandi." Ucap Liora.

Tapi, tiba tiba ular yang dilihat Liora mengeluarkan cahaya putih dan berubah menjadi seorang manusia.

Liora terkejut, Samir. Ular putih peliharaannya berubah menjadi seorang pria tampan. Dengan rambut panjang putihnya, Serta mata goldnya itu.

Liora hampir saja jatuh dari bath tub. Samir dengan cekatan menangkap Liora.

"Kau kaget ya? Baru kali ini kan kau lihat bentuk manusia ku? Bukankah aku sangat tampan?" Ucap Samir.

"Oh iya satu lagi, jangan jatuh dari bath tub. Nanti aku bisa melihat dua gundukan itu. Kau mau aku melihatnya?" Ucap Samir lagi. Kali ini dengan tersenyum miring.

Liora sontak mendorong Samir menjauh. Dia memalingkan wajahnya. Sedangkan Samir, dia tertawa cekikikan.

"Mau mandi bareng? Liora majikanku?" Ucap Samir tersenyum.

Vienna Academy : The Princess ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang