69 Mischance which fortunate

142 8 0
                                    

“Apa kemarin terjadi sesuatu? Istana hari ini kacau sekali. Ada darah dimana-mana.” Ucap Liora mengintimidasi

***
Para pelayan terdiam dan saling memandang, mereka terlalu takut menatap mata Liora. Mengingatkan mereka pada tatapan intimidasi milik putri Arabella.

“Anu.. nona Liora, semalam kan bulan purnama. Jadi yang mulia kaisar membawa manusia dari pusat kota Vienna untuk diminum seperti biasa.” Ucap Pelayan

Liora mengangguk mengerti. Dia sudah paham situasi yang terjadi. Dia memilih melanjutkan makan tanpa Kirito disampingnya.

Sedangkan dikamar Kirito, dia masih kelelahan karena malam bulan purnama kemarin. Darah berada dimana-mana, layaknya kamar seorang pembunuh berantai.

Kirito mengatur nafasnya untuk menahan hasrat turun temurun dari keluarga Edwards. Walaupun sulit, biasanya dia berhasil menahannya.

***
Liora menyuruh para pelayan untuk membersihkan lantai istana yang kotor dan penuh darah. Dia membantu sedikit demi sedikit. Liora melihat Dimitrich berjalan dengan wajah serius menuju kamar Kirito.

Liora mengikuti, dia mengintip kondisi Kirito yang seperti monster peminum darah. Dan Dimitrich memarahinya dengan ekspresi serius.

“Kirito lihat ibu, perhatikan ibumu!” ucap Dimitrich

Kirito menatap Dimitrich dengan mata yang masih merah menyala.

“Bukankah kau sudah terbiasa menahannya? Mau sampai kapan kau akan menghabiskan manusia Kirito? Kau tidak lihat Liora keponakanmu? Dia saja masih bisa menahannya.” Ucap Dimitrich

“Ibu mohon padamu, jangan buat dirimu tersiksa. Kau mengerti kan Kirito?” ucap Dimitrich sambil memeluk Kirito sayang

“Ibu… tolong rantai aku. Kumohon.” Ucap Kirito

Dimitrich terkejut, dia memasang ekspresi sedih saat Kirito mengucapkan kalimat itu. Kemudian dia memanggil para pelayan untuk datang ke kamar Kirito.

Liora minggir sejenak untuk memberi ruang pada pelayan. Pelayan tersebut langsung mengikat Kirito menggunakan rantai. Dimitrich hanya menatap sendu.

Liora melihat semuanya, dia ikut merasakan apa yang Dimitrich rasakan. Dia perlahan pergi meninggalkan istana untuk pergi ke akademi.

Liora berjalan menuju akademi dan bertemu dengan Valent. Valent menatapnya dengan intens. Mereka berdua saling tatap menatap.

“Debutmu berjalan lancar Liora.” Ucap Valent

Liora tersenyum menanggapi.

“Ah, apa kau sudah membuka hadiah dari kami semua?” ucap Valent

“Soal itu, belum. Hari ini ada kejadian kacau di istana, jadi aku belum sempat membukanya. Mungkin nanti.” Ucap Liora

Valent mengangguk paham.

***
Mereka berdua pergi ke kelas memanah praktik. Dan gurunya adalah Raymond, kakak Liora sendiri. Raymond melihat Liora dan kedatangan teman-temannya.

Raymond langsung memulai pelajaran, memberi gerakan contoh dan menyuruh para murid akademi untuk segera mencobanya.

Liora mengambil panah beserta anak panahnya, bersiap untuk menembak target di depannya. Liora terlalu fokus, sampai dia tidak sadar jika ada orang yang menabraknya.

Liora hampir ambruk jika Valent tidak menangkapnya. Valent menangkap Liora menggunakan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memegang panahnya.

“Hati-hati Liora, kau hampir saja terjatuh. Untung aku menangkapmu.” Ucap Valent tersenyum miring.

Raymond melihat kejadian itu dengan tatapan tajam dan berkata dengan suara tinggi.

“Fokus! Disini bukan tempat mengungkapkan perasaan!” ucap Raymond

*Ilustrasi Almirah Sindu

Note: keturunan edwards selalu haus akan darah saat mereka menginjak usia remaja. Mereka tidak bisa berhenti meminun darah.

Kenapa Liora bisa menahannya?
Karena di dalam tubuhnya, Liora memiliki kekuatan gen monster ayahnya. Itu bisa menjadi penetralisir kekuatan murni edwards.

Vienna Academy : The Princess ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang