Valent melayangkan tinju di muka Dakora dan kakinya. Entah muncul darimana. Tapi yang jelas Valent juga memukul Dakora.
"Satu sama." Ucap Valent.
***
Valent menggunakan sihir menghilang dan mengecoh lawan. Valent juga mengandalkan strategi tersebut agar asap yang dikendalikan Dakora mengenai dirinya sendiri.Dan benar saja, strategi Valent terbukti.
"Ukh... Sialan kau!" Ucap Dakora kesakitan.
Valent hanya menatap datar. Kemudian Valent maju menyerang menggunakan pedangnya.
Dua orang siswa tersebut masing-masing menggunakan pedangnya serta kekuatan nya masing-masing.
Dakora kekuatan asap, sedangkan Valent kekuatan monster. Kini wajah Valent dipenuhi dengan tato bunga.
Valent tidak ragu menggunakan kekuatannya saat ini, dia tidak peduli jika itu akan menyakiti orang lain.
***
Liora yang menyaksikan itu, bernafas lega. Karena setidaknya Valent bisa bertahan.Kedua siswa tersebut langsung menyerang tanpa aba aba. Mereka mengayunkan pedang kesana kemari. Mereka juga tidak peduli, berapa banyak tangan yang tergores akibat sabetan pedang masing-masing.
Baju mereka sudah sobek, lengan bajunya juga ikutan terkoyak. Karena mereka menggunakan tenaga dalam. Jadi siapa saja akan mudah bertahan, selagi mereka menggunakan nafas serta tubuh mereka dalam keadaan stabil.
Catat selagi mereka menggunakan nafas serta tubuh dalam keadaan stabil.
Liora yang merasa ada yang janggal, memperhatikan Valent dengan seksama. Luka di tubuh Valent cukup parah, tapi dia masih bisa berdiri.
***
Liora seketika tersadar, Valent terlalu banyak menggunakan pernapasan. Liora bingung harus gimana, dia ingin bilang tapi takut suaranya terlalu kecil.Karena arena pertandingan ini sangatlah luas. Banyak orang juga yang berisik.
Tapi, melihat kondisi Valent yang begitu. Liora memberanikan diri untuk berteriak.
"VALENT! JANGAN LUPA BERNAFAS! INGAT TUBUHMU TIDAK STABIL SAAT INI!"
Valent yang hendak menyerang Dakora, mendengar suara teriakan Liora. Seketika nafasnya langsung tercekat.
Dadanya begitu sakit dan sesak. Dia juga batuk darah.
"Ukh... Tidak, jangan sekarang. Aku harus menggunakan sihir penyembuh saat ini." Gumam Valent.
Belum selesai healing, Valent dikejutkan dengan pedang yang mengarah ke arahnya. Kemudian dia tepis.
Dia berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dan melawan. Walaupun dia berdarah darah, dia tak peduli.
***
Valent mengambil pedangnya dan bersiap, dia mundur perlahan untuk menjaga jarak lawan. Agar bisa menetralisir kekuatannya. Dan mengistirahatkan tubuhnya."Kau masih bisa bangkit ya, padahal kau menggunakan kekuatan mu dengan payah."
"Yah... Untungnya kau tidak mati."Valent sudah merasa agak mendingan. Dia menatap Dakora dengan wajah dingin.
"Monster seperti ku tidak akan mati, jika kau tidak mengincar jantungnya."
Dakora tersenyum miring.
"Baiklah, aku akan mengincar jantungmu."Mereka berdua menyerang lagi. Dakora menyerang punggung Valent. Sementara Valent menyerang kaki Dakora terlebih dahulu.
Liora yang menyaksikan semua itu, mencari cari petugas medis. Tapi tidak ketemu.
Kemudian Liora bangkit, kedua temannya pun bingung.
"Hei, mau kemana kau? Kau gak lihat kekasihmu bertarung?""Ini lebih mendesak, aku harus ke UKS!" Teriak Liora.
Kedua temannya saling tatap, dan melanjutkan menonton pertandingan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vienna Academy : The Princess Return
FantasiWarning cerita ini ada di webnovel juga. Tapi dengan judul berbeda. Kisah perjalanan seorang anak vampir campuran dan darah monster. Ayah keturunan darah monster, ibu keturunan vampir campuran.