70 The silly behavior of the brothers

172 10 0
                                    

“Fokus! Disini bukan tempat mengungkapkan perasaan!” ucap Raymond

***
Liora dan Valent saling menatap satu sama lain, Liora mendengarkan ancaman dari kakaknya. Dengan segera dia berdiri tegak kembali.

“Terimakasih Valent. Maaf jika merepotkan.” Ucap Liora

“Kau tidak pernah merepotkan, aku merasa senang jika direpotkan olehmu.” Ucap Valent sambil mencium tangan Liora.

Valent kembali ke tempat memanahnya, sementara Liora dia hanya diam termenung menatap Valent. Setelah beberapa saat, Liora kembali fokus dalam pelajaran memanahnya.

***
Dalam perjalanan pulang, Liora kembali ke istana dengan ditemani oleh Raymond. Raymond menatap Liora lekat.

“Sebenarnya pacarmu ada berapa?” ucap Raymond

Liora terkejut dengan perkataan Raymond, dia menatap mata kakaknya itu.

“Aku hanya menyukai Samir. Bukankah itu sudah jelas kak?” ucap Liora

Raymond tersenyum miring, mengusap lembut rambut adiknya.

Sesampainya di istana Quarter..

Liora segera mengganti pakaiannya dan keluar menuju kearah rumah kaca istana. Dia menghampiri Ednan ayahnya.

“Ayah!! Liora mu sudah pulang.” Ucap Liora tersenyum manis

Ednan dan Raymond sangat kaget, Ednan tersenyum senang dan memeluk Liora.

“Iya-iya putri ayah paling cantik. Bagaimana sekolahmu? Apakah lancar sayang?” ucap Ednan

“Dia bucin saat pelajaran memanah ayah, dengan salah satu murid akademi.” Ucap Raymond tersenyum mengejek

“Hei! Itu tidak benar. Ayah jangan dengarkan dia.” Ucap Liora menyangkal

Ednan tertawa saat melihat kedua anaknya berdebat dengan hal yang tidak perlu.

“Tidak apa-apa sayang, kalian sudah dewasa. Wajar jika kalian memiliki kekasih. Ayah percaya kalian bisa membedakan mana yang buruk dan baik.” Ucap Ednan

Liora dan Raymond tertegun, mendengarkan nasihat Ednan dengan saksama.

***
Malam harinya, dikamar Liora..

Liora sedang menikmati darah di gelas emas yang dia minum. Samir datang dengan wujud ularnya lalu berubah menjadi manusia utuh.

Samir memeluk Liora dari belakang, menghirup aroma Liora perlahan.
“Kau sudah mandi baby?” ucap Samir

Liora berbalik dan merangkulkan kedua tangannya di leher Samir.

“Iya, kau mau mandi bareng? Hehe.” Ucap Liora terkekeh pelan

Samir mendekatkan wajahnya kearah Liora dan tersenyum miring.
“Oh well baby, tapi aku sedang tidak ingin melakukan itu.” Ucap Samir

“Lalu? Kau ingin melakukan apa?” ucap Liora

“Aku kesini hanya merindukanmu. Itu saja.” Ucap Samir

Tanpa mereka sadari Raymond yang berada diatas pohon, melihat kejadian itu semua.

“Ayah, sepertinya si kecil sudah mengerti apa itu berhubungan.” Ucap Raymond tersenyum miring

Raymond melanjutkan menonton mereka.

***
Saat sarapan bersama di dining room, Raymond berbisik sesuatu pada Liora.

“Hei kecil, apa kemarin tidurmu lancar?” ucap Raymond

“Iya, kenapa? Tumben sekali kakak menanyakan itu.” Ucap Liora

“Ah, kemarin kakak tidak sengaja lihat. Ada ular yang berubah wujud menjadi manusia.” Ucap Raymond terkekeh

Liora mencubit pinggang Raymond, sementara Raymond masih tertawa pelan. Ednan yang menyadari etika kedua anaknya saat makan, menatap mereka tajam.

“Liora! Raymond! Ini sedang makan, kalian calon kaisar. Jaga wibawa dan profesional kalian.” Ucap Ednan datar

“Ayah, sungguh.. saat ayah makan dengan ekspresi seperti itu. Ayah memang sangat tampan.” Ucap Liora mengangguk sembari menggoda

Raymond mennyemburkan air minumannya, dia tertawa.

“Ah, Liora adikku memang benar sekali.” Ucap Raymond

Ednan menghela nafas saat kedua anaknya memuji dirinya. Dia jadi sedikit merindukan Arabella saat melihat Liora. Ednan tersenyum

*Ilustrasi Liora E. Quarter (saat berjalan di pusat kota)


Btw, laptop saya ada kendala rusak. Jdi eror, mungkin akan hiatus selama beberapa bulan atau idk.

Tapi filenya sudah saya pindahkan di HP:) jdi no worry.. Walaupun sudah di draf, tpi bab nya masih blm tamat. Terakhir ak draft sampai bab 75. Yah liat nanti ya..

Saya up sebulan sekali, in real life saya sangat stres karena ada beberapa mslh ketambahan laptop saya rusak:)

So.. Kalo critanya agak aneh yah mungkin karena saya nulisnya dalam kondisi stres.

Vienna Academy : The Princess ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang