Sonata yang awalnya tersenyum, senyum Sonata menjadi hilang seketika. Dia menatap Arabella dengan serius dan lekat.
***
“Bella, jangan bicara begitu. Kami semua ingin melihat kau bersama dengan Liora tumbuh.” Ucap Sonata
“Terima kasih Nana, kau adalah satu-satunya sahabat terbaikku.” Ucap Arabella tersenyum
Tanpa Sonata sadari, ucapan Arabella menjadi kenyataan, hingga suatu hari. Arabella dikabarkan akan segera melahirkan anaknya, dokter istana bersiap untuk persalinan Arabella.
Sonata yang sedang menjalankan misi, berlari dengan kencang dan kembali ke istana. Sonata nampak khawatir dengan kondisi Arabella. Dia memeluk Raymond sebentar.
Kemudian dokter istana keluar dengan membawa bayi Liora, Sonata melihat wajah dokter istana dengan tatapan serius. Wajah dokter istana terlihat pucat.
“Apa yang terjadi? Apa bayinya meninggal? Kenapa kau diam saja?” ucap Sonata panik
Dokter istana menghela nafas dan berkata dengan lirih.
“Anak yang mulia permaisuri baik-baik saja. Tetapi.. yang mulia permaisuri..” ucap dokter istana menggantung
“Maaf, yang mulia tidak sadarkan diri. Aku berusaha untuk membangunkannya setelah persalinan, tetapi dia tetap tidak bangun juga. Dan selama aku tunggu 1 jam kemudian. Tubuhnya tidak memiliki jiwa/tidak bernyawa.” Ucap dokter istana
Sonata terjatuh lemas di lantai, dia memeluk Raymond dengan tatapan sedih. Serta air mata yang mengalir perlahan.
“Ednan.. dimana dia sekarang!? Cepat bawa dia kembali sekarang juga!” ucap Sonata berteriak
***
Ednan datang segera setelah mendengar kabar bahwa Arabella melahirkan. Dia datang dengan ekspresi takut, senang dan deg-degan. Ednan melihat Sonata duduk di ruang tamu.
“Nana, sedang apa kau disini? Kenapa kau melamun?” ucap Ednan
Sonata berdiri dan menyerahkan bayi Liora pada Ednan sambil terdiam. Ednan merasa bingung dengan perlakuannya.
“Ini anakmu. Namanya Liora Edwards Quarter. Arabella yang memberinya nama.” Ucap Sonata datar
Ednan mengangguk dan mengambil bayi Liora, kemudian menatap Sonata.
“Setelah aku berbicara dengan fakta, tolong jangan benci anak ini Ednan, aku mohon.” Ucap Sonata penuh harap
“Apa maksudmu? Kenapa aku harus membenci anak kandungku?” ucap Ednan bingung
Sonata menceritakan semuanya..
Ednan masih berdiri dalam diam sambil menggendong bayi Liora, matanya perlahan memancarkan kegelapan. Sonata dengan sigap memasang kekuatannya takut jika Ednan melukai bayi Liora.
“Dimana Bella?” ucap Ednan datar
Sonata menunjuk arah kamar Arabella, bayi Liora dalam genggaman Sonata saat ini.
Ednan berjalan membuka pintu kamar Arabella dengan perlahan. Langkahnya lunglai, dia merasa kehampaan disertai kegelapan yang belum pernah dia rasakan.
Dia mengangkat tubuh Arabella tanpa jiwa dan memeluknya sambil menangis.
“ARABELLA!!” ucap Ednan berteriak
Bertepatan dengan suara teriakan Ednan, tiba-tiba petir menyambar dengan kencang. Angin bertiup sangat tidak wajar. Dunia para monster sedang tidak baik-baik saja.
Sonata menatap kearah jendela sambil menggendong bayi Liora.
“Amarahmu akan membawa dampak buruk bagi dunia monster Ednan.” Ucap Sonata serius.
*Hi guys, sorry banget kalau jarang up. Saya selalu pulang malam sekitaran jam 10. Dan kondisi badan udah capek bgt. Maaf ya..
Um.. Aku sempatin untuk menulis ni cerita, walau ada deadline segala macam.
Well.. Hope u enjoy it..? Aku usahain deh, up double (if im not busy)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vienna Academy : The Princess Return
FantasyWarning cerita ini ada di webnovel juga. Tapi dengan judul berbeda. Kisah perjalanan seorang anak vampir campuran dan darah monster. Ayah keturunan darah monster, ibu keturunan vampir campuran.