Chapter 18

321 20 0
                                    

"Kami mau meminta maaf. Aku minta maaf atas kesalahan putriku. Kami benar-benar minta maaf. Selanjutnya kami tidak akan pernah menginjakkan kaki di sekolah ini. Kami akan pindah." Ucap Ednan. Kemudian menggendong Liora.

***
Setelah kejadian itu, Ednan dan Liora memutuskan pindah sekolah. Dia menyuruh Liora untuk istirahat di kamar.

Dia keluar kamar Liora dan berpikir sejenak. "Bagaimana bisa, kekuatannya sudah disegel oleh Bella. Harusnya sihir itu tidak keluar. Apa yang harus kulakukan?" Ucapnya sedikit khawatir.

Kemudian dia menghubungi seseorang melalui telepon "Halo, aku ingin bicara sesuatu."
"Ada apa? Kau ingin menanyakan kondisi Bella?" Ucap seseorang di seberang sana.
"Tidak, ini tentang putriku Liora." Ednan menceritakan kejadiannya.

"Aku tahu, sepertinya kekuatan Liora belum sepenuhnya tersegel oleh Bella. Bawa dia kemari, aku akan mengobatinya." Ucap seseorang. Ednan yang mendengar itu langsung setuju dan menyudahi telepon.

***
Keesokan harinya, Ednan membawa Liora pergi ke sebuah istana yang terletak jauh dari kota. Liora yang melihat itu terkagum bila dilihat dari wajahnya.

Ednan kemudian menggendong Liora dan membawanya di suatu ruang. Ruangan itu sudah ada seseorang yang menunggunya dari tadi.

Pintu terbuka dan Ednan langsung menurunkan Liora. Kemudian seseorang tersebut tersenyum ke arah Liora. Liora yang melihat itu juga ikut tersenyum.

"Aku mau melihat Bella dulu, kau jaga putriku ya."
"Tentu saja, aku paman yang sangat baik."

Dia menatap Liora yang sedang asyik melihat sekeliling.
"Liora sayang, main sama paman yuk!" Ajak seseorang bernama Kirito paman Liora.

Liora yang mendengar itu langsung mengangguk antusias. Kemudian dia digendong oleh Kirito.

"Paman Kirito, kenapa mata Liora hitam?" Ucapnya dengan nada menggemaskan.
Kirito tersenyum dan "Karena mata Liora sedang ditutup oleh sesuatu. Suatu saat nanti mata Liora juga sama dengan mata paman. Berwarna dark blue."

Liora berbinar "Benarkah?"
"Iya sayang, paman berkata benar." Ucap Kirito tersenyum.

Kirito membawa Liora berjalan jalan dan bersenang senang. "Andai saja kau bisa melihat ibumu. Tapi ibumu tidak memperbolehkannya. Paman juga sudah berjanji." Batin Kirito.

"Liora! Ingat ini baik baik ya. Hanya kau yang bisa menyembuhkan ibumu." Ucap Kirito.
Liora yang mendengar itu bingung, bukannya ibunya sudah meninggal?

Lalu kenapa paman bicara seperti itu, apakah ibu belum meninggal. Atau ibu hanya tidak ingin melihat ku?

Liora yang mendengar itu, mengangguk saja. Dia tidak tahu harus jawab apa.

Kemudian Kirito mengeluarkan sihir dan bermaksud menyegel kekuatannya. Liora yang melihat itu kaget "Paman! Sihir itu bahaya! Jauhkan itu, nanti paman terluka."

Kirito yang mendengar itu hanya terkekeh pelan "Lio sayang, paman hanya ingin mengobati mu. Sihir ini tidak bahaya kok. Kemari, paman akan mengobati mu pelan pelan."

Liora menurut dan duduk di pangkuannya. Kemudian dia merasa sangat mengantuk. Dan tertidur dalam gendongan Kirito.

***

Vienna Academy : The Princess ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang