47

151 13 0
                                    

Menurut Liora, memakai gaun seperti ini tidaklah buruk. Dia lumayan menyukainya. Dan ini pertama kalinya dia menjadi seperti seorang putri secara normal.

***
Liora menghela nafas. Dia cukup menikmati berjalan jalan di sekitar pusat kota kekaisaran. Liora memandang kearah langit.

Entah Liora berhalusinasi atau tidak, tapi di langit tersebut, memunculkan sosok Samir yang Liora lihat beberapa hari yang lalu.

Sungguh wujud manusia setengah ular Samir sangatlah sangatlah.... Indah. Liora tersentak kaget saat memikirkan itu.

Liora menggelengkan kepalanya.
"Hah.. sepertinya aku sudah gila. Bisa bisanya dia muncul di saat seperti ini." Ucap Liora.

***
Keesokan harinya, Liora berjalan di taman istana. Dia menghampiri bangku taman dan segera mendudukinya.

Tiba tiba Samir datang. Dia datang dengan wujud ular sempurna. Liora tersenyum kearah Samir.

"Hei, sedang apa kau disini?" Ucap Samir yang diikuti dengan berubah wujud.

"Menurut mu aku ngapain? Tentu saja cari udara segar." Ucap Liora tersenyum miring.

"Bagaimana kalau kita jalan jalan?" Ucap Samir.

Liora tampak memikirkan. Tapi kemudian dia menggeleng pelan. Lalu dia tersenyum.

Samir tersenyum disertai dengan helaan nafas.

"Sepertinya kau dari tadi tersenyum kepadaku? Kenapa? Apa wajahku sangat tampan?" Ucap Samir tersenyum.

Samir memajukan tubuhnya sangat dekat dengan Liora. Liora tentu kaget. Dia memperhatikan wajah Samir serta mata goldnya itu.

Dia tersenyum. Kemudian kedua tangan Liora, berada di leher Samir. Sambil berkata.

"Pft.. jika aku bilang kau sangat tampan bagaimana? Apa kau ingin menciumku?" Ucap Liora tersenyum miring.

Samir reflek menjauhkan wajahnya. Kemudian, mereka dikejutkan dengan sebuah ular putih besar menghampiri mereka.

Ular tersebut berubah menjadi manusia. Rambutnya berwarna putih sama seperti Samir. Dia memakai baju khas kerajaan. Sambil tersenyum kearah Liora dan Samir.

Sedangkan Samir, dia menatap datar kakaknya itu.

"Kenapa kau melihat ku seperti itu?" Ucap Beatrice.

"Tidak. Hanya saja, sedang apa kau kemari?" Ucap Samir.

Beatrice tersenyum, kemudian melihat Liora. Dia tersenyum kearah Liora.

"Kau gadis kontrak dengan Samir ya? Kurasa kita belum kenalan. Namaku Beatrice. Kau bisa memanggilku dengan sesukamu." Ucap Beatrice.

Liora menanggapi dan tersenyum kearah Beatrice. Kemudian melihat kearah Samir.

"Kalian saling kenal?" Ucap Liora.

"Tentu saja. Dia ini kakakku. Kakak paling tua. Sekaligus penerus tahta kerajaan kami." Ucap Samir.

Liora sedikit terkejut, dia tersenyum manis kearah Beatrice. Liora memperhatikan mereka berdua dengan saksama.

Rambut putih mereka sama, cuma beda bentuk saja. Samir memiliki rambut putih panjang. Beatrice memiliki rambut putih panjang sebahu. Mata mereka sama. Tapi sifat mereka tidak. Samir terkesan dingin, Beatrice sangat ceria.

Liora diam diam tertawa dalam hatinya. Liora melihat kearah Beatrice. Kemudian.

"Emm.. apa aku boleh memanggil mu dengan kak Ace? Namamu Beatrice kan? Daripada aku memanggilmu seperti cewek, lebih baik aku memanggilmu dengan sebutan seperti itu." Ucap Liora.

Beatrice, tersenyum miring. Memang seseorang selalu salah mengira kalau dirinya cewek. Padahal dia ini laki laki.

Liora menghampiri Beatrice dan berkata.

"Apa aku boleh bicara sebentar denganmu?" Ucap Liora.

Beatrice mengangguk.

Mereka berdua meninggalkan Samir yang menatap punggung mereka.

***
"Aku ingin tahu tentang ras ularmu. Serta Samir." Ucap Liora.

"Baiklah, tanyakan saja apa yang membuatmu penasaran." Ucap Beatrice tersenyum.

*Ilustrasi Samir Leviathan

*Ilustrasi Samir Leviathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vienna Academy : The Princess ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang