28

3.8K 352 72
                                    


I'm back,selagi bisa yeekan😚

Happy reading guys🥰





💟💟💟

"Bunuh diri? " Lirih altar.

Gak? Ini sama sekali tidak boleh terjadi, tidakkkk.

Altar mengambil hpnya kembali, panggilan masih tersambung.

"Za pokoknya lo harus jagain dia sampe dia dateng, jangan sampe dia ngelakuin itu paham! " Perintah altar dengan suara yang sedikit bergetar.

Setelah memutuskan panggilan, altar lansung melajukan mobilnya ke tempat yang disebutkan reza, yaitu hotel barunya.

Hujan yang semakin deras membuat altar sedikit susah untuk melihat jalanan, namun altar sama sekali tidak memelankan laju mobilnya, dipikirannya saat ini hanya satu, Dira.

Selang sepuluh menit, akhirnya ia tiba di tempat tujuan, ia memarkirkan mobilnya sembarangan, dan berlari menuju rooftop, ya disanalah Dira berada saat ini.

Altar membuka pintu rooftop, ia bernafas lega saat melihat Dira yang berdiri membelakanginya.

"Dira! " Panggil altar sedikit berteriak karena derasnya hujan.

Karena tidak mendapatkan respon dari Dira, altar berlari menerobos hujan.

"Dira"

Altar lansung memeluk istrinya itu,iya sangat bersyukur sekarang.

Dira mendorong tubuh altar pelan, ia menjauh.

Dengan penerangan cahaya lampu yang redup altar masih bisa melihat wajah Dira yang sangat sembab, tidak, bahkan ia masih menangis sekarang.

"Akhirnya kamu datang juga mas" Ujar Dira sedikit berteriak, namun masih dalam raut wajah yang datar.

Altar mengukir senyum di wajahnya, lalu menarik Dira untuk berteduh.

Altar mengusap wajah Dira yang penuh dengan air, Dira tidak memberontak, tatapannya menatap altar lurus.

"Harus gitu ya konsepnya? " Tanya Dira.

Altar mengerutkan dahinya, ia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Dira.

Dira tersenyum hambar.

"Kamu ini gila ya mas, astagfirullah" Dira lansung berucap setelah mengatai suaminya itu, ia membuag tatapaannya ke sembarang arah, tidak sanggup lagi untuk menatap orang yang berdiri di depannya ini.

Dira menompang badannya yang sedikit kacau dengan meletakkan kedua tangannya di lutut,ada banyak sekali hal yang harus ia katakan sekarang, namun rasanya ia sangat bingung untuk mengangkat topik yang mana terlebih dahulu.

"Sekarang mau gimana, ica sama raisa itu orang sama mass! "Dira kembali menegakkan badannya.

" Iya aku paham"

"Apanya yang kamu paham" Dira menepis tangan altar yang hendak memegangnya.

"Aku harus gimana mas, lagi dan lagi aku harus bermasalah sama ica,kenapa aku harus selalu terlibat sama kepunyaan icaaaa"

Sekedar TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang