20

4.4K 344 25
                                    


Happy reading guys🥰

Semoga kalian suka, dan jangan lupa untuk vote(wajib) 😘









"Ya Allah, bagaimana ini, kalau nolak dosakan ya"

Altar menatap Dira dengan tatapan yang sama sekali tidak bisa diartikan, sehingga Dira sangat takut untuk menatap mata tersebut.

"Kamu ini kenapa sihh" Tanya Altar

"Kamu yang kenapa mas" Jawab Dira spontan.

"Engak engak enggak" Dira beranjak dari kasur,ia berniat untuk kabur, namun altar segera menceganya, ia menarik lengan Dira.

"Aku mau jatah aku malam ini"

Ucapan altar tersebut mampu melemahkan semua otot Dira, keringat dinginnya mulai bercucuran, ia melepas tangannya dari cengkraman altar.

"Mas, ka kamu ngomong apaan sihh" Ujar Dira gugup.

"Ya kan kamu udah janji"ucap altar tampa beban.

"Hah"

"Kamu sendiri yang bilang kalau kamu bakalan mijitin aku malam jumat"

Dira membelak-lakan matanya tidak percaya, bisa-bisanya dirinya salah menafsirkan ucapan altar.

"Kok malah panik sih"lanjut altar.

Dira menggaruk tengkuknya, jujur ia sangat malu sekarang, siapapun tolong  bawa dirinya ke mars sekarang.

" Jatah jatah, bisa pakai kosa kata lain gak sih, bikin otak gue mereng aja arkhh"upah Dira dalam hatinya.

*****

Dira merasa sangat lelah hari ini, kelasnya full sampai sore, Dira baru saja diantar pulang oleh altar, namun altar tidak ikut Dira masuk kedalam rumah, karena ia masih ada beberapa urusan yang harus diselesaikan.

Dira berjalan menuju dapur untuk meminum segelas air, ia merenggangkan
Otot lehernya.

Trtttttt

HP Dira berdering, nama nadia tertera di sana, Dira menyipitkan matanya, heran mengapa nadia menelponnya.

Dira menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

"Dira, aku ada di depan rumah kamu nih"

"Hah, didepan" Respon Dira kaget dan lansung menuju pintu utama.

Dan benar saja, ketika ia membuka pintu, ia lansung disambut dengan nadia di depannya, Dira memutuskan panggilan.

Dira sangat terkejut, pasalnya keadaan nadia sangat tidak baik-baik saja, kedua pipinya dibasahi dengan air mata, di tambah lagi dengan keadaan mata yang terlihat sangat sembab, mengartikan bahwa ia sudah sangat lama menangis.

"Nadia kamu kenapa? " Tanya Dira panik.

Bukannya menjawab, nadia malah lansung menghambur untuk memeluk Dira, Dira membalas pelukannya, tangisan nadia pecah.

Dira menuntun nadia untuk duduk di sofa, ia membiarkan nadia tenang lebih dulu.

"Minum dulu nad" Ujar Dira sambil menyuguhkan segelas air putih.

Sekedar TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang