41

3.9K 332 35
                                    

HAPPY READING GUYS 🥰






"Apa kabar ibuu?" Tanya Altar saat Dira baru saja memasuki mobilnya.

"Baik bapaaak" Jawab Dira sambil memasang seatbelt.

"Mau lansung pulang atau gimana?"

"Pulang aja deh mas,aku capek banget nih"

"Siap nyonyaaa"

Altar melajukan mobilnya,membawanya dalam kecepatan rata-rata.sesekali ia melirik dira yang terlihat sibuk dengan hpnya.

Tangan kiri Altar bergerak pelan menggenggam tangan dira,dira yang sadar dengan dengan apa yang suaminya lakukan menatap heran.

"Apa ni?" Tanya dira sambil melirik tangannya yang kini digenggam Altar.

Alih-alih menjawabnya,Altar hanya tersenyum dengan kepalanya yang menggeleng kecil.

Selang satu detik,Altar beralih mencium punggung tangan dira.

Dira mengehela nafas lalu tersenyum,ia sedikit memiringkan badannya ke arah suaminya.

"Aku takut mas" Ujar dira dengan senyumnya yang perlahan memudar.

"Takut? " Tanya Altar ulang.

"Aku takut bangun"

Kening Altar mengerut,ia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh istrinya ini.

"Aku takut untuk bangun,terus mimpi indah ini hilanggg" Suara dira tercekat di ujung kalimatnya.matanya mulai berkaca-kaca,entah kenapa tiba-tiba saja ia berpikir seperti ini,entahlah.

Ia takut,ia sangat takut.takut jika ini tidak akan berlangsung lama.

Altar membawa mobilnya ke pinggir,ia menghentikan mobilnya disana.

"Heii"tangan kekar altar mengelus lembut pipinya dira.

"Kok kamu mikirnya gitu sih?hmm?"

Dira berdecih ketika sebutir air mata berhasil lolos membasahi pipinya,ia kesal pada dirinya sendiri.ia marah,kenapa moodnya bisa tiba-tiba berubah menjadi seperti ini.

"Kamu sih mas,aaaah" Dira memukul dada bidang Altar.

"Aku?" Tanya Altar heran

Dira menyeka air matanya yang terus turun membasahi pipinya.

"Aku ada salah,atau kamu tersinggung dengan sikap aku tadi? Kalau iya aku minta maaf,aku sama sekali gak ada niat untuk nyakitin kamu sayangg"

Mendengar kata terkhir yang diucapkan altar,Dira tertawa.namun tawanya sama sekali tidak berefek menghentikan air matanya.

Sudut bibir altar ikut tertarik.

"Iya sayang,maafin aku" Altar menggantung ucapannya,dan mendekatkan dirinya kepada Dira.

"Cayang" Bisik Altar tepat di telinga Dira.

Spontan Dira lansung mendorong Altar untuk menjauh

"Ihhh geli mas,geli.kamu salah minum obat ya mas?"

Altar tertawa,selang satu detik Dira juga ikut tertawa.

"Nah gitu dong,syarat pertama menjadi nyonya bagaswara itu gak bole sedihhh"ujar Altar sambil mengelus lembut puncak kepala Dira.

" Udah ah mas,lanjut.ayo pulang"Dira kembali memperbaiki posisi duduknya,pandangannya menatap lurus kedepan,dan sebisa mungkin ia menahan sudut bibirnya agar tidak kembali melengkung.

                                 ******



mohon maaf karna part ini terlalu pendek🙏







Sekedar TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang