46

3.7K 384 129
                                    







"assalamu'alaikum" ucap altar saat memasuki rumah yang sudah kosong selama satu minggu lebih ini.

altar meletakkan kopernya di sembarang tempat,lalu ia berjalan menuju dapur.tenggerokannya terasa sangat kering,ia mengambil segelas air dan meneguknya.

mata altar menelusuri setiap sudut ruangan.sebuah hembusan nafas berat keluar dari mulutnya.ia benci kehilangan.sedari tadi otaknya sangat berisik,semua memori di dalam otaknya serasa seperti berlomba-lomba untuk keluar.

"astaghfirullah astaghfirullah" altar mengusap wajahnya dengan tangan kanannya.

altar berjalan ke arah sofa dan beristirahat disana sejenak untuk melepaskan rasa lelahnya,lagi dan lagi hembusan nafas berat keluar dari mulutnya.sekarang tidak ada dira disisinya,yang akan menghiburnya dengan berbagai cara ketika pikirannya kacau.

ia merasa beruntung bisa bersama dira,wanita itu sangat hebat.ia akan rela melakukan apa saja untuk suaminya.

ingatan ketika dira membujuknya ketika masi di surabaya,semuanya terekam jelas di ingatannnya,bagaimana ia mendiami wanita tersebut,bahkan untuk meliriknya saja tidak,tetapi dira mampu sabar menghadapi dirinya.

"maaf" kata tersebut keluar begitu saja dari mulutnya altar.

namun pada detik selanjutnya,kedua sudut bibir altar sedikit naik sehingga menciptakan senyuman yang sangat tipis.ia teringat dengan hal yang istrinya lakukan sehingga akhirnya bisa membuat dirinya luluh.

tttrtttt

handphone yang ia letakkan di atas meja berdering,nomor tersebut telah menelponyya hingga berpuluh-pulun kali,altar memutar bola matanya ke sembarang arah.ia sama sekali tidak ada niat untuk mengangkat panggilan tersebut.

ya,siapa lagi jika bukan raisa,perempuan tersebut tidak bisa membiarkan dirinya tenang seharipun,setiap hari pasti akan ada panggilan tak terjawab dari perempuan tersebut.

altar beranjak berdiri dan pergi menuju kamarnya,ia akan membersihkan dirinya di kamar mandi.

altar membiarkan tubuhnya dialiri air,membiarkan dirinya damai dengan air tersebut.ia memejamkan matanya,dan wajah dira lansung muncul di ingatannya,Tiba-tiba saja ada rasa takut yang menghantui dirinya.

bagaimana jika dira ikut pergi dari hidupnya?

pertanyaan  tersebut muncul begitu saja di kepalanya.ia takut jika bunda akan bertindak lebih jauh karna masalah ini.

ia masih mengingat dengan jelas janjinya dengan bunda untuk menjaga dira sebaik mungkin,bunda telah menitipkan dira sepenuhnya kepadanya.namun baginya dira bukanlah sekedar titipan untuknya,melainkan lebih dari itu.

altar selesai dengan kamar mandinya,ia lansung memakai pakaian santai dirumah,ia tidak berniat untuk kemana-mana setelah ini.cukup dirumah saja.

ketika pikirannya sedang kacau seperti ini,tidak lain yang bisa menenangkan dirinya hanyalah shalat,altar melentangkan sajadahnya ke arah kiblat,ia akan melaksanakan shalat dhuha.

setelah selesai melaksanakan shalat dhuha,altar beralih membuka lembaran ayat-ayat cinta dari penciptanya,ia lansung membaca di mana lembaran tersebut terbuka.

                                 *****

altar berjalan sendirian menyusuri jalan pulang menuju rumahnya,ia baru saja menunaikan shalat magrib di mesjid yang berada di dekat rumahnya.

"assalamu'alaikum" ucap altar dengan volume kecil ketika masuk kedalam rumahnya.

"waalaikumsalam" altar mendongakkan kepalanya,ia menemukan dira berdiri dengan senyum yang sangat lebar di depannya.

Sekedar TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang