Happy reading guys🥰🥰
Semoga kalian suka🤗
❣❣❣
"Sebagai istri kamu, aku sangat tersanjung dengan jawaban yang kamu berikan mas" Dira tersenyum hambar, dadanya terasa sangat sesak sehingga dadanya naik turun sekarang.
Altar berdecih kesal,ia sangat marah pada dirinya, lagi dan lagi ia membuat wanitanya ini menangis lagi,merasa bersalah? Tentu saja, namun mau bagaimana lagi, tidak ada jawaban yang lebih baik yang bisa ia berikan, pikirnya.
"Dira" Panggil altar dengan sangat lembut, ia ingin menggenggam tangan mungil Dira, namun lagi dan lagi Dira kembali menepisnya.
"No, jangan sentuh aku mas! "
"Ok ok" Altar mengangkat kedua tangannya, meyakinkan Dira bahwa ia tidak akan menyentuhnya lagi sekarang.
Dira beranjak berdiri, ia melipat mukena yang ia pakai, namun nafasnya tersenggal karena menahan nangis.
"Dira" Panggil altar untuk kesekian kalinya.
"I'm ok, gak papa mas" Ujar Dira berusaha tegar.
Selang 5 detik, ia menoleh kepada Altar dan mengembangkan senyumnya,namun senyuman tersebut malah membuat altar semakin marah pada dirinya sendiri.
Altar menghembuska nafasnya berat,bagaimana ini, rumah tangga yang ia dambakan bukanlah seperti ini, bukan rumah tangga yang penuh dengan masalah seperti ini,dan ternyata rumah tangga yang ia rencanakan dengan manis, malah menjadi sepahit ini sekarang, dan tidak bisa di pingkiri bahwa penyebab semuanya adalah dirinya. Altar mengacak rambutnya frustasi, lalu bangkit berdiri.
Tampa aba-aba ia lansung memeluk Dira dari belakang, Dira lansung membeku, jujur ia sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi.
Nyaman, itulah yang ia rasakan sekarang,ia ingin sekali tetap berada dalama posisi ini namun tidak di situasi seperti ini, Dira ingin memberontak namun Altar semakin menguatkan pelukannya dan mengunci penggerak annya, membuat dirinya tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.
"Lepasin mass"pinta Dira masih dengan nada rendah.
Altar menggelengkan kepalanya. Membuat Dira mendegus nafas pasrah.
Satu menit berlalu, dira masi membiarkan altar memeluk kanya, menunggu sampai altar sendiri yang melepasnya, namun sepertinya jika dira tidak bertindak bisa sampai pagi ia berada dalam posisi ini.
" Mas lepasin mas, kalau masih ada yang mau dibicarakan ayo kita bicarakan, jangan gini aku gak suka! "
"Kita omongin baik-baik ya,harus pake kepala dingin, jangan kepancing emosi,aku mau besok kita bangun tidur, semuanya udah kelar, aku mau liat kamu yang biasanya, yang penuh dengan keceriaan"
Dira tidak merespon,ia tidak tau harus memberikan jawaban apa,arkh sudahlah ia tidak mau larut lebih lama lagi, ia juga ingin semua ia usai.
Altar membalikkan tubuh Dira sehinngga berhadapan dengannya, ia menatap lekat mata sendu milik istrinya itu.
"Boleh aku minta kamu untuk tersenyum, hmm? "

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekedar Titipan
Aktuelle LiteraturPesan orang-orang, jangan pernah mau berurusan dengan orang yang belum selesai dengan masa lalunya, namun bagaimana jika dua orang seperti itu bersatu. Altar dan Dira, dua orang yang sama-sama masih terikat dengan masa lalunya yang mencoba untuk be...