Happy reading guys🥰
Jangan pelit votenya ya😄
"Maksudnya" Tanya ayah
"Bunda nanya, kalau aku udah be__"
"DIRA" Panggil altar sedikit berteriak
Yang dipanggil sedikit kaget karena nadanya sedikit tinggi.
Semua mata tertuju kepada Altar, menatap heran pria yang telinganya memerah sekarang.
"Ambilin aku minum" Alibi Altar, padahal ia hanya mencoba menghentikan pembicaraan dira, karna jika dibiarkan, maka akan mengganggu segala hal.
.
.
.
.
.
.
.Dira masuk terlebih dahulu kedalam kamar, disusuli Altar beberapa menit setelahnya.
Altar menutup pintu sedikit keras, sehingga dira bangkit berdiri dari duduknya, ia sedang memberesi koper.
"Kenapa mas? "
Altar tidak menjawab, ia hanya menatap Altar dengan tatapan yang sangat tidak bisa diartikan.
"Saya gak sukak ya, kamu kayak tadi"
Dira mengerutkan keningnya, gaya bicara altar berubah menjadi saya.
"Bicara seenaknya" Sambung Altar lalu beralih ke kamar mandi, menyisakan dira dengan penuh tanda tanya.
Ya, ia tau suaminya sedang marah, gaya bicaranya berganti menjadi saya, berarti ini serius.
Dira mencoba mengingat kembali apa saja yang ia katakan tadi, namun ia sama sekali tidak menemukan perkataan yang seperti dikatakan suaminya itu.
Dira melanjutkan memberesi kopernya dan Altar, sebentar lagi mereka akan kembali ke Bali, karena opening hotel baru altar akan dilaksanakan besok.
Altar keluar dari kamar mandi, wajahnya benar-benar tidak bersahabat.
"Aku ada salah mas? " Tanya Dira sedikit ragu.
"Berani kamu nanyak sama saya"
Jawaban altar membuat Dira ketakutan,tatapannya sangat mengerikan. Ia melengkungkan bibir bawahnya.
"Maaf mas" Final dira, ia mau hal ini segera berakhir.
"Kenapa minta maaf, apa kesalahan kamu? " Altar berkacak pinggang di depan dira.
"Ini gimana konsepnya sih? ", tanya dira di dalam hatinya.
Dira melebarkan senyumnya, berharap altar akan luluh dengan itu, namun usahanya 100% gagal,Altar malah semakin menajamkan matanya.
Dan entah gerakan spontan dari mana, Dira malah meneplakkan tangannya ke wajah altar, karena sangking kesalnya dengan tatapan itu.
Dira tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan. Tangannya bergetar.
"Ya Allah mas maaf" Dira menggigit kuku jari tangannya.
Sementara Altar, ia masih setia dengan ekspresi datarnya. Nafasnya sedikit menggebu karena menahan amarah.
"Ada nyamuk tadi mas" Alibi Dira agar ia segera keluar dari situasi ini.
"Istri sholehah" Altar menepuk lembut puncak kepala Dira.
Dira merasa semakin menyeramkan melihat senyum smirk yang terukir di wajah suaminya itu.
"Aamiin" Ucap Dira seraya mengusap wajahnya.
"Cepet, bantar lagi kita pulang" Altar keluar dari kamarnya, tidak mau Dira membuatnya semakin menjadi-jadi, yang nantinya akan membuatnya membludak.
"Gimana konsepnya ya Allah, hamba benar-benar tidak mengerti dengan hambamu yang satu itu"Dira merasakan dirinya ke atas kasur, ia benar-benar frustasi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekedar Titipan
Ficción GeneralPesan orang-orang, jangan pernah mau berurusan dengan orang yang belum selesai dengan masa lalunya, namun bagaimana jika dua orang seperti itu bersatu. Altar dan Dira, dua orang yang sama-sama masih terikat dengan masa lalunya yang mencoba untuk be...