"Lo nggak diapa-apain, 'kan?"
Gesang langsung lempar satu pertanyaan ke gue setelah posisi kita cukup jauh dari kantin Angkasapuri.
Dia narik gue ke arah pelataran parkir FPSI.
Wilayah kekuasaan gue, hehehe.
Nggak deng, gue mah apa atuh. Cuma rakyat jelata di kumpulan para mahasiswa FPSI. Masih maba pula. Bener-bener kasta terendah.
"Diapa-apain gimana?" tanya gue bingung.
Maksudnya gini, kalau diapa-apain dalam artian ditanya, ya jelas gue diapa-apain. Tapi, kalau dalam artian macam dilabrak atau dipukul, artinya enggak, gue nggak diapa-apain.
Jadi, maksudnya Gesang yang mana, nih?
"Dia ngapain ngajak ngomong lo? Lo kenal sama dia?"
"Nggak kenal. Eh, bukan nggak kenal. Gue tahu dia siapa. Cuma ya sekedar tahu nama. Tapi, tadi pagi dia tiba-tiba nyamperin dan nanya-nanya soal kejadian kemarin."
Gesang naikin satu alisnya.
"Kemarin?"
Gue anggukin kepala.
Sebenernya gue bukan tipe orang yang suka ngadu ke orang lain, apalagi kalau itu masalah atau urusan pribadi.
CUMA.
Karena ini ada sangkut pautnya sama Gesang, ya menurut gue dia juga harus tahu. Nggak ada hal yang menurut gue harus disembunyiin dari Gesang. Kalaupun ada ya untungnya buat gue apaan?
Menurut gue, Gesang harus tahu biar dia bisa jaga-jaga. Malah kalau bisa, dia juga ngelindungin gue. Dalam artian, dia omelin tuh Kak Dewi biar nggak datengin gue kayak tadi.
Mana pakai diinterogasi segala, lagi. Udah kayak tersangka aja gue.
"Dia nanya gue siapanya lo sampai bisa pulang bareng."
Gesang ngerutin jidatntya. Alisnya hampir nyatu pas dia denger omongan gue barusan.
'Kan!
Gue aja mikirnya Kak Dewi udah kelewat batas, apalagi Gesangnya sendiri. Gue yakin pasti Gesang mikir yang sama. Dia pasti risih.
"Terus?"
"Ya gue bilang aja kalau gue temen lo. Tapi dia nggak percaya. Katanya, lo nggak pernah boncengin temen cewek lo. Emang iya?"
Gesang langsung anggukkin kepalanya tanpa mikir dua kali.
Gue pengen nanya kenapa tapi nggak ada hubungannya sama gue. Dan menurut gue itu nggak sopan juga kalau ditanyain. Kalau nekat nanya, apa bedanya gue sama Kak Dewi?
"Terus?"
"Ya, gue bilang aja kalau dia nggak percaya, dia bisa nanya sama lo. Terus gue tinggal pergi. Eh tadi nyamperin lagi. Minta maaf buat kejadian tadi pagi. Dan dia jelasin kalau dia nanya begitu karena mau minta tolong sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
gesang; jay enhypen ✔️
RomanceKarena sudah dijodohkan, Lintang tidak pernah berani berpacaran, bahkan meski itu dengan orang yang disukainya. Baginya, percuma berpacaran karena ujung-ujungnya dia akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Sampai akhirnya Lintang be...