CEKREK!
Hal yang pertama waktu gue buka mata karena denger suara kamera, adalah sosok Gesang yang ada di depan gue.
"Gesang?"
Gue ngerjapin mata beberapa kali. Mau mastiin kalau gue lagi nggak berhalusinasi dan yang di depan gue beneran Gesang.
"Sorry if I wake you up," kata Gesang sambil nyimpen hapenya, terus kebelakangin rambut gue yang nutupin muka.
Gue gelengin kepala terus lemparin senyum kecil ke arah Gesang.
Please, nyawa gue belum balik semua ke badan. Makanya cuma bisa nanggepin seadanya.
Oke Lintang, now wake up!
"Nyampe kapan, Sang?" tanya gue sambil benerin posisi jadi duduk terus senderan di headboard tempat tidur.
"Half an hour ago, sayang."
"Loh? Kok nggak bangunin?" tanya gue lagi sambil ngucek-ngucek mata supaya bener-bener bisa melek.
"Kamu tidurnya pules. Nggak tega banguninnya."
Ah, gue lupa kalau dari semalem, kita sepakat buat aku-kamuan. Untung tadi gue nggak keceplosan pake gue-lo.
"Kamu abis ngapain emang? Kok tidur sore-sore? Nggak takut nanti malem nggak bisa tidur?"
Gue gelengin kepala.
"Besok libur hehehe."
Gesang naikin satu alisnya.
"Dosennya ada seminar di luar kota. Jadi kelasnya diganti lain hari. Paling ya diganti pas masa-masa kuliah pengganti sebelum UAS nanti."
"Oh, gitu." Gesang angguk-anggukkin kepalanya. Terus dia duduk di samping gue. "Sayang?"
"Iya?"
"Boleh peluk nggak?"
Gue ngerutin jidat.
Tumben dia nanya?
Biasanya langsung peluk aja?
"Boleh."
Begitu gue jawab boleh, Gesang langsung tarik tangan gue dan bikin badan gue otomatis ketarik ke depan dan langsung dia peluk.
"Capek banget ya, Sang?"
Gesang ngangguk. Kerasa banget di pundak pas ujung dagunya naik turun karena nganggukkin kepala.
"Lain kali kalau aku pulang ke rumah, kamu ikut ya?"
"Eh?"
"Sehari nggak ketemu rasanya kok kayak seminggu ya?" tanya Gesang sambil eratin lingkaran tangannya di pinggang gue.
Gue lipet bibir gue. Berusaha nggak senyum selebar mungkin hanya karena omongan Gesang barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
gesang; jay enhypen ✔️
RomanceKarena sudah dijodohkan, Lintang tidak pernah berani berpacaran, bahkan meski itu dengan orang yang disukainya. Baginya, percuma berpacaran karena ujung-ujungnya dia akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Sampai akhirnya Lintang be...