"Pake chatgpt aja anjir, Lin. Lebih gampang. Ye nggak, Ky?"
"Yoi."
"Ih, nggak mau. Kelihatan banget template jawabannya. Kaku," kata gue nimpalin saran Zakki sama Iky soal bahasan ngerjain tugas analisis studi kasus biar lebih gampang.
Di semester tiga ini dosennya pada kompak kasih tugas analisis mulu soalnya. Mana udahannya harus dicek turnitin pula.
Katanya, sih, sekalian latihan buat skripsian di semester akhir nanti.
Tahu deh. Mumet.
"Ya, jangan lo copas total lah, Lin. Parafrase lagi," kata Iky ke gue.
Oh, iya, kita bertiga nggak sengaja ketemu di depan pintu masuk gedung fakultas. Kebetulan di mata kuliah kali ini kita bertiga sekelas. Terus ya... sekalian aja bareng ke atasnya. Lantai 4 tepatnya.
"Jadi kerja dua kali, Ky. Apa nggak makin bikin capek."
"Nggaklah. Kasih tahu, Jek, triknya!" titah Iky ke Zakki.
"Nih, ye, Lin. Pertama lo masukin topik studi kasus lo, suruh itu AI analisis, terus pas udah dapet, lo copas. Masukin perintah buat parafrase di depannya ditambah hasil analisis dari AI tadi. Voila, tugas kelar dalam sekejap!"
"Nggak takut ketergantungan apa lo berdua? Nanti kalau udah di dunia kerja gimana? Masa nih misal lo berdua praktek. Terus ada orang yang dateng konsul, eh buka chatgpt dulu buat kasih tahu hasil analisisnya???"
"Kenapa enggak?" ucap Iky yang langsung tos sama Zakki. Abis itu langsung cekikikan dah tuh mereka berdua.
Bikin gue muterin bola mata males. Terus jalan duluan begitu sampe di ujung anak tangga lantai 4.
Niatnya langsung masuk ke kelas terus ngadem karena di luar beneran lagi panas banget, sayangnya langkah gue mendadak berhenti pas gue denger nama gue disebut
"Siapa? Oh, Lintang?"
"Kata lo nggak punya temen. Itu mah punya."
"Ya, 'kan, gue bilang kayak nggak punya temen. Bukan nggak punya temen beneran. Lagian, temen dia juga cuma si Jaki aja nggak, sih?"
"Au, iya kali,"
"Kenapa, Lin? Kok berhenti?" tanya Zakki waktu gue berhenti di balik tembok deket pintu masuk kelas bagian belakang.
Belum sempet gue jawab, suara dari dalem kelas kedengeran lagi.
"Dia, 'kan, apa-apa sama cowoknya mulu. Si pentolan anak FEB."
"Pentolan???"
"Iya, Ris. Lo nggak tahu apa itu orang pas di semester satu pernah ada masalah sama katingnya, terus dicap pentolan sama anak sebelah."
"Siapa deh namanya?"
"Gesang, yang bokapnya punya nama gede juga di FEB. Berpengaruh pokoknya."
"Berpengaruh?"
"Demi apa lo nggak tahu, Kal???"
Zakki langsung masuk ke kelas. Tapi nggak bersuara dan milih diem deket pintu masuk. Sementara Iky berdiri di samping gue. Posisinya, kita berdua masih di luar kelas.
Cuma Zakki yang sampe masuk ke dalem meski jaraknya cuma satu meter di depan gue sama Iky.
"Bahas lo ya, Lin?" tanya Iky pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
gesang; jay enhypen ✔️
RomansaKarena sudah dijodohkan, Lintang tidak pernah berani berpacaran, bahkan meski itu dengan orang yang disukainya. Baginya, percuma berpacaran karena ujung-ujungnya dia akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Sampai akhirnya Lintang be...