Gesang | 45

2.5K 393 70
                                    

CUP!
 
 
"Sorry, ya lama," kata Gesang yang tiba-tiba keluar dari kamarnya dan langsung nyamperin gue di meja makan.
 
 

Agaknya gue kaget karena sebelum ngomong maaf, dia lebih dulu cium puncak kepala gue.

Reflek, gue langsung tutup mulut.
 
 
"Sini kakinya," ucap Gesang sambil jongkok di depan gue.
 
   

Jadi waktu makan tadi, selain gue sama dia yang diem-dieman, gue nggak bisa berhenti terus gosokin kedua kaki gue gara-gara hawanya yang emang jadi dingin banget karena hujan.

Gue nggak ngomong apa-apa padahal sama Gesang, tapi, begitu selesai makan Gesang langsung masuk ke kamarnya dan ya... ambil sepasang kaos kaki panjang warna putih yang sekarang ini lagi dia pasangin ke kaki gue.

           

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
 
 
 
 
 

"Mendingan nggak? Apa masih kedinginan?" tanya Gesang sambil dongak ngelihat ke arah gue yang nunduk karena lihatin dia.

"Eh?"

"Gua nggak punya kaos kaki tebel. Adanya yang biasa kayak gini," ucap Gesang sambil gosokin kedua telapak tangannya terus dia tempelin di bawah telapak kaki gue yang sekarang udah rapi dibungkus kaos kaki.

"Iya, ini juga udah mendingan, kok," kata gue sambil coba bungkuk dan ambil tangan Gesang supaya dia berhenti jongkok.
 
 

Nggak enak soalnya, kayak gue siapa aja. Bohong kalau gue bilang gue nggak seneng atau nggak terharu diperlakukan kayak gini sama Gesang.

Cuma ya... asli gue mikirnya tuh, 'kan, gue sama dia lagi berselisih paham, nih? Apa nggak dilurusin dulu sebelum dia bertingkah manis gini???

Soalnya mau lanjut kesel bikin nggak enak hati.
 
 
 

"Kalau masih dingin, bilang ya, Lin?" ucap Gesang lagi sambil tangkupin pipi gue pake dua tangannya sambil diangkat sedikit ke atas. Bikin gue jadi anak dangak ngelihat dia yang udah dalam posisi berdiri sempurna sedangkan gue dalam posisi duduk.
 
 

"Sang?"

"Iya, kenapa Lintang?"
 
   

Aduh.
 
 
 
Lintang.
 
 
Ya iya, sih, itu emang nama gue. Tapi ya jujur masih belum biasa selalu dipanggil lengkap gitu sama selain orangtua gue.

Dan Gesang sering banget nyebut nama gue secara lengkap kayak gitu.
 
 

"Ayo, bahas yang tadi dulu..." kata gue sambil pegang tangan kirinya yang ada di pipi gue.
 
 

Gesang ubah posisi lagi. Jadi jongkok tapi lebih tinggi dari sebelumnya. Dia coba samain tinggi badannya sama tinggi badan gue yang lagi duduk.
 
 

"Gue nggak tahu lo beneran mau terus bertingkah seolah tadi nggak ada apa-apa atau gimana. Yang jelas, gue mau kita omongin sekarang. Soal sikap lo di kantin tadi."
 
 

gesang; jay enhypen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang