Karena sudah dijodohkan, Lintang tidak pernah berani berpacaran, bahkan meski itu dengan orang yang disukainya.
Baginya, percuma berpacaran karena ujung-ujungnya dia akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya.
Sampai akhirnya Lintang be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Good morning, sayang," ucap gue sambil sisir ke belakang rambut bagian depan Gesang yang nutupin jidatnya.
Nggak langsung bangun, Gesang malah ngulet. Terus rapetin selimutnya.
Gemes banget.
Mode gemesnya Gesang tuh paling kelihatan di dua momen. Pertama momen pas dia sakit dan jadi manja, kedua momen pas dia tidur.
Bikin pengen tarik pipinya aja. Pengen begitu, tapi nggak tega.
Oh iya, biasanya kalau Gesang sakit, gue pasti maksa dia buat nginep di rumah gue biar ada yang jagain. Biar kalau kenapa-napa ada yang siap siaga buat bantu atau nolong Gesang.
Tapi, kemarin Gesang nggak mau. Katanya demamnya nggak terlalu parah. Ditambah, dia masih harus nyelesain satu tugas mata kuliah yang deadlinenya dua hari lagi. Di mana kalau dia nunda-nunda, takut tumpukan tugasnya makin banyak.
Pas gue saranin buat ngerjain di rumah gue, dia bilang nggak bisa. Katanya kalau ngerjain di rumah gue, nanti bawaannya pengen pacaran mulu.
ANEH.
Padahal dia udah sering ngerjain tugas di rumah gue.
Tapi ya udah, gue coba ngertiin dan nggak maksa Gesang kalau emang nggak mau. Dengan catatan kalau ada apa-apa Gesang harus ngabarin dan paginya gue bakal langsung ke rumah dia.
And here I am, dateng ke rumah Gesang dan Gesangnya masih asyik di tempat tidur.
Lucunya...
Sebenernya alesan lain kenapa gue ke sini selain buat mastiin Gesang baik-baik aja, juga karena gue sama Gesang udah ada janji ketemu sama Sekar.
Yap, bener banget.
Arumi Sekar.
Temen sekelas Gesang yang selama ini selalu sentimen dan kelihatan nggak suka sama gue.
Karena hari ini hari libur, jadi Gesang mau nyelesain masalah antara gue, dia sama Sekar di luar. Bukan di kampus.
Kemarin sih Gesang udah chat Sekar duluan terus ajakin buat ketemuan. Dan as expected, Sekar hayo hayo aja. Tapi, kayaknya itu karena dia belum tahu kalau gue juga ikut. Pun Gesang belum bilang ke Sekar tujuannya ngajak ketemuan itu apa.
Duh.
Semoga aja Sekar nggak makin tambah sentimen ke gue setelah ini.
Ya, semoga.
"Mau kemana, yang?" tanya Gesang yang tiba-tiba nahan tangan gue pas gue mau berdiri dari pinggiran tempat tidurnya yang gue dudukin.
"Udah bangun?" tanya gue ke Gesang yang sebenernya masih merem itu.
