Gesang | 94

1.2K 175 129
                                    

"Buat sekarang ini, aku... aku kayaknya nggak bisa sama kamu dulu."

"Nggak apa-apa, tapi jangan putus. Kamu nggak mau ketemu, nggak mau ngomong, nggak mau chat-an dulu itu nggak apa-apa. Mungkin kamu butuh waktu buat istirahat dari aku sampai capek kamu hilang. Tapi, jangan putus, ya?"

 

Gesang nggak tahu lagi harus gimana. Bukan cuma Lintang, sekarang pikirannya juga kacau. Dia baru pertama kali ngalamin hal kayak gini. Gesang nggak tahu cara ngadepinnya selain ikutin intuisi.

Intuisinya bilang dia harus usaha lebih keras lagi, harus bisa bujuk Lintang supaya jangan putusin hubungan mereka. Intuisinya bilang Lintang pasti mau maafin dan pertahanin hubungan ini. Intuisinya bilang kalau sampai putus, hubungan mereka ke depannya nggak akan pernah sama lagi. Intuisinya bilang...
 
 

"Iya," ucap Lintang sambil angkat tangannya. Usap pipi Gesang yang mulai basah karena air mata tanpa suaranya itu.
 
 

Ya, intuisinya Gesang bener.

Lintang bakal mau maafin dan pertahanin hubungan ini kalau Gesang berusaha bujuk dia.

Intuisinya bilang Lintang pasti nggak akan tega lihat Gesang yang sampai kayak orang ngemis sebegininya.
 
 

"Jangan nangis. Kamu bikin aku ngerasa bersalah," ucap Lintang lagi bikin Gesang langsung hapus air matanya secara berantakan.

Pokoknya, dia mau nurut apapun kata Lintang sekarang, kecuali permintaan putus tentunya.

"Pelan-pelan, nanti kena mata kamu," kata Lintang lagi. "Maaf kalau tadi aku minta putus padahal kamu udah belain aku mati-matian. Kesannya aku kayak nggak tahu diri banget. Tapi, aku kayaknya butuh waktu. Butuh waktu buat mikirin ini semua. Butuh buat istirahat. Waktu aku bilang capek, aku bukan capek sama kamu. Aku capek sama keadaan. Aku capek sama diri aku sendiri. Jadi kamu jangan mikirnya aku mau jauhin kamu. Nggak gitu."
 
 

Gesang anggukkin kepala. Nggak niatan dia buat nyela omongan Lintang. Biar begitu, air matanya malah terus jatuh tanpa bisa dia kendaliin.

Sekarang ini, Gesang ngerasa dirinya payah. Payah karena gampang banget ngeluarin air mata. Harusnya dia bisa lebih kontrol emosinya. Harus lebih kelihatan bisa diandelin. Bukannya malah nangis gini.

Ya, gimana, udah ditahan mati-matian tapi akhirnya lolos juga itu air mata.

Gesang nggak tahu kalau ketakutan putus dari Lintang bisa bikin dia ngerasain sakit sebegininya.
 
 

"Kita jauhan dulu ya? Biar kamu juga bisa istirahat dari semuanya. Kamu pasti capek, 'kan, ngurusin semuanya sendiri?"
 
 

Gesang anggukkin kepala.

Iya, Gesang juga capek.

Jujur, ada saat-saat di mana dia pengen kasih tahu Lintang apa yang lagi dia usahain dan lakuin buat Lintang. Bukan, bukannya mau pamer. Gesang cuma mau dikasih semangat aja, dikasih ucapan yang bisa validasi kalau tindakannya itu bener.

Tapi, Gesang tahu kalau dia nggak dapetin semua itu juga gara-gara dirinya sendiri yang nggak bilang apapun ke Lintang.
 
 
 

"Aku masih boleh mampir ke rumah kamu?" tanya Gesang coba untuk nawar.

 

Setahun belakangan terus bareng, terus ketemu. Rasanya aneh kalau harus langsung putus kontak sama sekali.

Lintang sendiri malah senyum. Terus anggukkin kepala. Nggak mungkin dia bilang enggak. Meski rumah (tempat tinggal orangtua) Gesang sama kota ini jaraknya cuma 80km lebih, hitungannya Gesang tetep merantau. Sendirian di kota orang. Tinggal sendiri juga.

gesang; jay enhypen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang