"Nggak tahu dan nggak mau tahu juga, sih, yang."
Nggak bisa bohong, gue coba lipet bibir gue. Nahan ketawa karena denger jawaban Gesang barusan. Mana sambil manyun gitu.
Lucu deh. Pipinya jadi gembung.
Karena gemes, gue ambil tangan Gesang buat digenggam. Terus cium punggung tangannya.
"Eh? Apa nih kok cium-cium?" tanya Gesang sambil noleh ke gue.
Gue berdecih.
"Kenapa emang? Nggak boleh?"
"Boleh dong, sayang. Ayo, yang cium lagi yang banyak!" katanya semangat.
Gue ketawa. Kali ini beneran nggak bisa buat nahan supaya nggak ketawa.
"Eh aku aja yang cium deh, sini gantian," katanya lagi sambil balik posisi tangan kita. Terus dia ciumin berkali-kali punggung tangan gue.
Sekali lagi, gue bersyukur karena resto di hotel ini masih agak sepi.
Karena kalau enggak, entah seberapa merah muka gue gara-gara salah tingkah.
Orang-orang pasti nggak bakal nyangka kalau cowok di samping gue ini, baru aja ribut sama orang lain.
Eh tapi ya bisa aja sih percaya, soalnya tampang Gesang emang agak galak. Apalagi sama orang yang nggak dia kenal dan nggak deket.
"Kamu mau makan apa sayang?" tanya Gesang begitu selesai ciumin tangan gue.
Karena masih jam sebelas, jadi gue nggak begitu laper. Apalagi tadi sebelum pergi juga sempet sarapan dulu.
Tapi, kalau nggak makan sekarang, takutnya nanti pas asyik ngedate, malah laper di tengah jalan.
Ya, tahu sih Gesang pasti bakal dengan senang hati beliin gue makanan lagi kalau laper. Cuma.... 'kan, nggak enak kalau lagi pacaran kepotong laper.
Hadeh, galau deh perkara makanan doang.
"Boleh lihat menunya, yang?" tanya gue ke Gesang. Gesang langsung kasih hapenya ke gue.
Menu di resto ini tuh harus di-scan dulu QR Code Baru bisa dilihat.
Agaknya, gue lebih milih jadi boomer ketimbang harus baca menu lewat QR Code kayak gini.
Ribet.
"Kamu sendiri pesen apa, yang?" tanya gue ke Gesang.
"Hm... Pizza Tartufo kayaknya. Udah lama aku nggak makan itu."
Gue coba baca menu yang dipilih Gesang, dari deskripsinya pizza ini tuh pake saus Béchamel, truffle mushroom pâté, selada italia, ditambah keju mozarella buat isian crustnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
gesang; jay enhypen ✔️
RomanceKarena sudah dijodohkan, Lintang tidak pernah berani berpacaran, bahkan meski itu dengan orang yang disukainya. Baginya, percuma berpacaran karena ujung-ujungnya dia akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Sampai akhirnya Lintang be...