"Hai, Sang!"
"Loh kenapa duduk di situ? Sini, Sang samping gue. Oh iya lo mau pesen apa? Gue-"
"Nggak usah. Gua di sini aja. Lagian, nanti ada-"
"Lintang? Lo kok di sini? Mau ngapain?"
Gue yang emang sengaja biarinin Gesang buat masuk ke restoran yang ada di hotel ini, langsung duduk di samping tempat duduk Gesang.
Ah, dan Gesang emang sengaja ngajak ketemuan Sekar di restoran hotel dan di jam sebelum makan siang. Katanya biar nggak terlalu rame dan mencegah pertemuan nggak sengaja sama temen kuliah.
Soalnya biar gimanapun pertemuan sama Sekar kali ini, 'kan, buat bahas masalah gue sama dia.
"Sang, kok ada Lintang? Maksud gue, bukannya kita cuma berdua?" tanya Sekar dengan ekspresi bingung.
"Kita? Nggak ada kita, Sekar. Adanya lo, gua, sama Lintang. Bukan kita."
Sekar ngerutin jidatnya.
"Oh, gue tahu, Lintang minta ikut?" tanya Sekar ke Gesang. Belum Gesang jawab, Sekar langsung noleh ke gue, "kenapa sih, Lin? Takut banget pacarnya ketemu sama temennya sendiri. Segitu nggak percayanya ya lo sama Gesang?"
Eh?
Kapan gue bilang begitu?
Ngadi-ngadi ini orang.
"Gua yang ngajak."
"Hah?"
"Gua ngajak ketemuan lo sama Lintang sekarang karena gua mau nanya dan mastiin sesuatu."
"Ma-mastiin apa?"
"Lo ngomong apa aja sama Lintang?"
Sekar ngelirik gue. Terus lirik Gesang lagi. "Apaan? Gue aja baru ketemu dia sekarang."
"Waktu di rumah sakit tempo hari."
Sekar nggak langsung jawab. Dia diem sesaat. Terus ngelirik gue.
Dari lirikannya udah kelihatan banget seberapa nggak sukanya dia sama gue.
Seolah gue nih musuh bebuyutannya dari zaman Majapahit.
Padahal kenal aja belum ada setahun. Itu juga kenal sebatas lama dan karena dia temen satu jurusannya Gesang.
Ya kecuali gue pernah bikin dia kesel tapi guenya amnesia.
"Oh, itu.... emang Lintang ngomong apa aja ke lo?" tanya Sekar sambil balik lihatin Gesang lagi.
Gesang ngerutin jidatnya. "Kok malah balik tanya?"
"Ya gue pengen tahu omongan apa yang pacar lo bilang ke lo soal gue. Baru gue bisa tanggepin," jawab Sekar santai.
Gue salut deh sama orang-orang yang bisa sabar ngadepin Sekar. Gue sendiri kalau bisa lebih milih buat ngehindarin orang macem ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
gesang; jay enhypen ✔️
Roman d'amourKarena sudah dijodohkan, Lintang tidak pernah berani berpacaran, bahkan meski itu dengan orang yang disukainya. Baginya, percuma berpacaran karena ujung-ujungnya dia akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Sampai akhirnya Lintang be...