Karena sudah dijodohkan, Lintang tidak pernah berani berpacaran, bahkan meski itu dengan orang yang disukainya.
Baginya, percuma berpacaran karena ujung-ujungnya dia akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya.
Sampai akhirnya Lintang be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berubahnya sikap Gesang ke gue bikin gue sempet mikir kalau Gesang itu aslinya ya sebaik dan seramah itu ke semua orang. Gue kira Gesang emang ketusnya ke orang-orang yang nggak dia kenal aja. Atau ke orang-orang yang emang punya kepentingan sama dia aja.
But then... my guessing is not totally right but also not totally wrong.
Karena ya... Gesang nggak yang sebaik dan seramah itu ke orang-orang. Dia beneran bukan tipe orang yang murah senyum yang kalau disapa sembarang orang bakal noleh terus senyum. Enggak. Bukan. Apalagi kalau pas dia noleh, dia nggak kenal sama orang yang nyapa. Udah pasti deh bakal dapet pandangan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau udah kenal pun dia masih milih-milih lagi. Kayak... apakah dia punya kepentingan sama orang itu sampe dia harus bersikap ramah, atau enggak sama sekali.
Contohnya ke gue, karena kita berdua punya kepentingan yang sama. Yaitu soal perjodohan yang udah diatur sama kedua orangtua kita berdua, jadi Gesang rubah sikapnya dan bisa bersikap lebih baik dari sebelumnya ke gue.
Sedangkan ke Kak Dewi yang udah lebih dulu dia kenal, lebih tua dibanding dia tapi nggak punya kepentingan apapun yang bikin Gesang harus bersikap lebih baik dan ramah, Gesang malah sebaliknya.
Kalau gue nggak tahu apa-apa soal Gesang sama Kak Dewi, pasti gue bakal ikut nge-sumpah serapahin Gesang. Udah mah galak, mukanya judes, sok ganteng banget lagi pakai nolak orang secantik Kak Dewi. Tapi.... karena gue udah tahu gimana ya.... gue bisa memaklumi. Meski gue masih suka kaget lihat Gesang bisa sesantai itu pasang muka galaknya ke orang-orang.
Dia sama sekali nggak takut kalau sifat sama sikapnya itu bisa bikin citra diri dia kelihatan jelek di mata orang lain.
"Mikirin apaan, sih?"
"Eh? Gue?"
"Iya. Lagi mikirin apa? Kok bengong?"
Sesuai rencana tadi siang, Gesang ngajakin gue makan malem di luar. Tapi sebelum itu dia minta kalau sorenya kita jalan-jalan dulu. Quality time katanya. Selain quality, quantity matter juga.
