Gesang | 7

4.1K 610 27
                                    

Bukan kemauan gue untuk jalan ngendap-ngendap di Fakultas tetangga sebelah kayak maling yang mau masuk ke rumah orang diem-diem.

Bukan.

Gue begini supaya nggak ketahuan. Ketahuan dari siapa? Ya dari siapa aja yang kiranya bisa mengancam keselamatan gue.

Oke lebay. Tapi gue emang sekhawatir dan se-was was itu. Ini tuh kayak lagi apa ya... pertaruhan hidup dan mati gue gituloh.

Gue sok-sokan ke fakultas tetangga sebelah tanpa ditemenin Zakki.

Di fakultas sendiri aja suka nyasar dan malu kalau ngelewatin gerombolan kakak tingkat yang ngumpul di koridor, eh ini bisa-bisanya gue jalan ke tempat yang lebih asing lagi dari fakultas sendiri.

Kalau di fakultas gue banyak muka yang nggak gue kenal, di sini lebih banyak lagi yang nggak gue kenal. Yes, beneran se-asing itu orang-orangnya meski mungkin ada yang sama-sama maba kayak gue.

 
 
 
Dan gue harus begini cuma demi buat datengin Gesang yang dua hari ini nggak kelihatan batang hidungnya di kantin Angkasapuri.

Mana gue nggak punya nomor hapenya juga. Kan jadi susah mau janjian ketemu.

Iya, janjian ketemu.

Setelah bersemedi dan ngomong sendiri selama berjam-jam, gue memutuskan untuk kasih rekaman video yang gue punya ke Gesang.

Disimpen sendiri pun buat apa? Lebih berguna kalau ada di Gesang yang emang butuh itu supaya orang-orang yang ngeroyok dia dapet hukuman.

 
 
Karena gue takut dan sangat penakut, gue nggak berani bilang ke Zakki soal video itu. Kenapa? Ya, apa lagi kalau bukan karena Zakki nih orangnya bocor.

Mana suka nongkrong pula.

Bisa gawat kalau sampai dia kelepasan kasih tahu kalau gue punya rekaman pengeroyokan itu, terus sampe ke telinga si pelaku.

Aduh.

Bisa-bisa didatengin gue pas pulang kuliah.

Nggak, nggak, nggak.

Gue mau kehidupan perkuliahan gue aman sentosa. Cukup dosen aja yang jadi ancaman di kampus, jangan yang lain. Apalagi kating.

 
 
 
Nggak kayak Kak Dewi yang cantik jelita dan pasti banyak dibela, gue nih tergolong biasa-biasa aja. Mana temen juga masih dikit. Kalau kenapa-napa, bisa aja cuma didiemin.

Nggak dipeduliin.

Kecuali sama Zakki dan Adel tentunya. Dua orang itu walaupun suka lupa sama gue kalau lagi berduaan, mereka tetep peduli sama gue kok, katanya.

 
 
 
Ah dan balik ke Gesang.

Nggak cuma di Angkasapuri aja gue nggak lihat dia. Di sekitaran lantai satu gedung fakultasnya juga sepi-sepi aja. Nggak ada bau eksistensinya sama sekali.

Bisa aja, sih, gue nanya. Tapi nanya sama siapa? Okelah Gesang cukup dikenal, tapi nggak seterkenal itu sampe setiap mahasiswa tahu. Terutama mahasiswa yang bukan angkatannya. Dan mengingat ini gedung nggak cuma diisi sama mahasiswa angkatannya Gesang, agaknya gue takut salah nanya narasumber.

Jadi ya gue mutusin buat cari Gesang sendiri.
 
 
  
 
 

"Hoi?"
 
 
 
Gue noleh ke arah belakang waktu denger ada suara dari belakang.

Mata gue hampir keluar mungkin saking kagetnya karena tiba-tiba ada Gesang di sana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
gesang; jay enhypen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang