"Lo kenapa nggak bilang sih kalau sakit??? Untung aja gue ke rumah lo. Coba kalau enggak???? Bisa seharian lo tidur di ruang tamu kayak tadi."
Sebenarnya bukan tidur. Zakki ternyata pingsan. Kata Zakki, awalnya dia mau keluar buat cari makan karena nggak ada makanan. Tapi, mendadak dia ngerasain kepalanya kayak muter, terus abu-abu, abis itu gelap. Bangun-bangun, dia ngelihat gue yang lagi berusaha bangunin dia.
Ah, dan soal orangtuanya, dari SMA, Zakki emang udah nggak tinggal sama orangtuanya. Mereka tinggal di beda kota. Zakki tinggal di sini tuh bareng neneknya. Tapi, setahun yang lalu neneknya Zakki meninggal. Jadi, Zakki tinggal sendiri sekarang.
Untuk asisten rumah tangga, ada. Tapi sistemnya tuh dateng cuma pas dipanggil aja sama Zakki. Dan itupun buat bersih-bersih rumah aja. Urusan baju Zakki biasa pakai jasa laundry, dan kalau makan ya beli sendiri di luar. Zakki bukan tipe yang pinter masak soalnya. Nggak jarang, nyokap suka nyuruh gue buat kasih makanan yang nyokap bikin buat Zakki.
Dan ya, sekarang gue ada di rumah Zakki. Setelah seharian tadi Zakki nggak kelihatan batang hidungnya di kampus, bahkan nggak bales chat dan angkat telpon gue pas gue mau nanya dia ada di mana, gue inisiatif buat pergi ke rumah Zakki.
Takut ada apa-apa, dan bener aja. Ternyata dia sakit.
"Bawel dah, Lin," katanya sambil megangin kepala sambil nyenderin badannya.
Gue berdecak.
Ini orang, gue tanya karena khawatir malah ngatain gue bawel.
"Jawab dulu pertanyaan gue!" kata gue sambil duduk di samping Zakki.
Zakki diem. Terus ngelihatin gue. Ekspresi yang dia tunjukkin sekarang ini bukan ekspresi yang biasa dia tampakin ke orang banyak. Tampang serius yang ngasih kesan pendiem.
"Gesang nggak suka sama gua," jawabnya sambil alihin pandangan ke arah lain.
Gue ngerutin jidat denger jawaban Zakki. Gue nanya apa, jawabnya apa. Mana bawa-bawa Gesang pula.
Apaan, nih?
"Hubungannya apa???!"
"Ya lo, 'kan, lagi deket sama dia," kata Zakki sambil noleh ke arah gue lagi. "Emang lo nggak takut dia marah terus jadi ngejauhin lo karena lo deket-deket gua?"
Gue mukul bahu Zakki. Dia meringis, langsung pegangin bahunya. Pelan padahal. Emang aja lemah. Ya, wajar, sih. Lagi sakit.
"Ngaco lo, ah," kata gue. "Mana ada dia nggak seneng sama lo. Perasaan lo doang kali."
Sekarang gantian gue yang ngalihin pandangan ke arah lain. Gue nggak noleh ke Zakki pas gue ngomong barusan.
Lagian... Zakki dapet omongan dari siapa deh? Selain seinget gue, Gesang, cuma ngomong ke gue aja. Pun Gesang bilangnya cuma dia curiga sama Zakki, bukannya nggak seneng.
KAMU SEDANG MEMBACA
gesang; jay enhypen ✔️
Roman d'amourKarena sudah dijodohkan, Lintang tidak pernah berani berpacaran, bahkan meski itu dengan orang yang disukainya. Baginya, percuma berpacaran karena ujung-ujungnya dia akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Sampai akhirnya Lintang be...