"Lo bisa pergi nggak?" tanya Gesang bikin gue kaget setengah mati. Gue yang lagi sibuk potongin makanan yang gue makan supaya jadi lebih kecil-kecil biar gampang dimakan, refleks dongak dan lihat ke arah Gesang dengan ekspresi melongo.
Bukan, bukan karena omongannya barusan.
Lebih karena ke siapa omongan itu dia kasih.
"Gesang!" kata gue pada akhirnya waktu orang yang Gesang tegur, cuma bisa diem dan ikut melongo.
"Meja kosong banyak. Kenapa harus gangguin gua sama Lintang?" lanjut Gesang lagi bikin gue langsung pegang lengannya.
Maksudnya biar dia berhenti. Berhenti ngomong sekasar itu. Berhenti lakuin apapun yang mau dia lakuin sekarang ini.
"Kalau gua nggak mau?"
Gue noleh ke arah jam 11. Tepatnya ke arah....
"Oh, lo biasa gini ya? Gangguin orang pacaran?" bales Gesang bikin gue makin kaget.
Ya, gue tahu Gesang tuh kalau ngomong suka asal. Ceplas-ceplos nggak peduli sama lawan bicaranya.
Tapi ini udah keterlaluan.
"Gesang!" kata gue lagi. "Ngomongnya kok gitu, sih?"
Gesang noleh ke gue.
"Ya apalagi namanya kalau bukan-"
BRUK!
Gue berdiri dari tempat duduk yang gue tempatin. Ambil tas di atas meja dan langsung pergi dari Angkasapuri.
Daripada jadi muncul keributan yang bikin orang-orang ngelihatin kita bertiga. Gue lebih milih nyingkir duluan.
Suara Gesang udah cukup nyita perhatian beberapa orang yang duduk di sekitar meja yang gue tempatin.
Kalau dilanjutin lagi, pasti bakal lebih rame.
Nggak, nggak.
Gue nggak mau.
SET!
"Lintang!"
Gue nggak peduliin panggilan Gesang dan milih lanjut jalan keluar dari kantin ini.Bisa gue tebak Gesang mulai nyusulin gue.
Dan bener aja, baru beberapa langkah gue keluar dari kantin Angkasapuri itu, Gesang langsung berdiri di depan gue.
"Abisin dulu makanannya ya? Lo baru makan dikit tadi."
"Nggak!" kata gue dan langsung geser ke kanan satu langkah, terus lanjut jalan.
Tapi Gesang langsung nyusul dan hadang langkah gue lagi.
"Nanti laper, gimana?" katanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
gesang; jay enhypen ✔️
RomansaKarena sudah dijodohkan, Lintang tidak pernah berani berpacaran, bahkan meski itu dengan orang yang disukainya. Baginya, percuma berpacaran karena ujung-ujungnya dia akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Sampai akhirnya Lintang be...