➳ t w e l v e ✧

41 7 0
                                    

"Reiii!!" Wonyoung dan Won Bin melambai heboh pada saat melihat Rei memasuki ruang kolam renang indoor."Siniiii!" seru mereka, menyuruh Rei menghampiri keduanya.

Mereka bertiga kemudian duduk di tepian kolam dengan kaki terjulur ke dalam air.

"Kok ikut kelas renang hari ini?" tanya Bin heran.

Tapi Rei menggeleng."Gak ikut, cuma mau liat aja."

"Iya, jangan ya." Wonyoung mengangguk-angguk sambil memegang sebelah tangan Rei erat.

"Rasanya bisa renang gimana sih?" tanya Rei, bergantian menatap Won Bin dan Wonyoung.

Keduanya saling menatap bingung. Kalau mau jujur, takut mereka membuat Rei risih. Secara, gadis itu tidak pernah belajar renang karena masalah penyakit yang dideritanya.

"Seru sih, tapi ya...gitu deh." sahut Bin, gak jelas.

Ia menggaruk tengkuknya, dan mengayun-ayunkan kakinya di dalam air. Kemudian menoleh pada Rei,"Lo pengen nyoba berenang ya?"

Wonyoung membelalak.

"Jangan macem-macem lo!" ia menatap Bin dengan tajam.

Bin mendengus keras.

"Apa sih? Orang cuma mau nanya doang. Gak boleh emang?!" sahutnya sewot.

Rei buru-buru melerai mereka."Udah-udah! Gue gak mau belajar renang kok, dibilang gue kesini cuma mau liat doang." tukasnya. Ia kemudian menatap ke depan. Ke seberang.

Ada Junhyeok yang bersiap untuk memulai latihan renangnya, dan Sio sudah siap dengan stop watch di tangannya.

"Oke—1..2...3!"

Byur!!

Junhyeok menceburkan diri ke dalam air, menciptakan bunyi nyaring yang disusul jeritan-jeritan anak perempuan di kelas mereka yang menyerukan nama Junhyeok.

Dari permukaan, pemuda itu terlihat gesit bergerak dalam air dan terlihat cepat. Hanya dalam hitungan menit, Junhyeok berhasil berenang dari ujung ke ujung berkali-kali.

Rei tersenyum senang. Ia menyemangati Junhyeok dalam hati. Hari ini, ia tidak ingin terlalu banyak menarik perhatian.

Rei pun menepuk-nepuk pundak Bin,"Bin, berenang dong!" titahnya.

Bin menatapnya penuh kebingungan.

"Tapi gue gak bawa baju ganti, nanti basah seragam olahraga gue." Bin mencebik. Ia menatap seragamnya kemudian menghela nafas lesu.

"Kenapa? Rei mau liat Bin berenang?" tanya Wonyoung. Rei mengangguk."Bisa kayak Junhyeok gak?"

Wonyoung menahan tawanya."Bin? Dia mah jauh banget dari Junhyeok!" sahutnya meremehkan. Won Bin tentu saja gak terima."Enak aja!"

"Gampang tau!" serunya lalu berdiri dan memperagakan gaya berenang yang digunakan Junhyeok sebelumnya."Kayak gini kan?!"

Won Bin mengayunkan tangannya secara bergantian ke depan dan sebelah kakinya terangkat untuk menendang-nendang angin ke belakang.

Rei dan Wonyoung tertawa keras melihatnya yang kemudian sengaja mengolok-olok gaya berenang Junhyeok tadi.

Perhatian pun teralihkan pada mereka. Teman-teman sekelas mereka ikut tertawa, kecuali Junhyeok yang cuma menanggapi dengan dengusan kecil.

Tak lama, Sullyoon dan Yeonkyu masuk ke ruangan kolam renang sekolah itu."Semuanya, jam olahraga udah abis. Ayo ke kelas, pak Seonghwa udah masuk." seru Sullyoon.

Semuanya segera meninggalkan ruang tersebut. Tak terkecuali Won Bin, Wonyoung dan Rei. Tapi sebelum mencapai pintu, Yeonkyu menemui mereka. Pemuda itu memberi Rei sebuah permen lollipop.

"Gue duluan ya, ada urusan sama OSIS." katanya setelah itu lalu pergi dengan arah yang berbeda dari arah menuju ke kelas.

Won Bin menggaruk kepalanya."Ini perasaan gue aja, atau emang Yeonkyu jadi perhatian sama Rei?"

"Ups!" Wonyoung menutup mulutnya,"Jangan-jangan...ada yang naksir Reii nih!" cetusnya jahil.

Sementara Rei diam sembari memperhatikan permen pemberian Yeonkyu tadi.

"Enggak, ini dari Haruto."

Wonyoung menaikkan sebelah alis,"Tau dari mana?" tanyanya.

"Karena cuma Haruto yang tau kalo permen ini tuh, permen kesukaan gue!" balas Rei sambil mengendik dan membuka bungkus permen itu.

Kemudian memakannya dengan riang dan berjalan mendahului mereka, mengejar Junhyeok yang berada tak jauh di depan sana. Rei berusaha untuk bisa berjalan di samping Junhyeok yang langkahnya lebar.

Wonyoung memperhatikannya dan berdecak lalu berkacak pinggang."Gak ada peka-pekanya itu anak."

"Iye, kek elu."

Plak!

Wonyoung dengan gemas memukuli pinggang dan bahu Won Bin, sedangkan Won Bin berusaha keras untuk berkelit.

"AAAAA—SAKIT TAU! WLEEK, DASAR NENEK PELET!"

"WONN BIINNN!!! SINI LO, GUE INJEK BIAR KAYAK KECOAK!!"





























"Junhyeok tadi keren banget!"

Rei mengekori Junhyeok saat pulang sekolah, ia bersemangat.

"Kalo gue udah sembuh nanti, gue mau belajar renang juga. Biar bisa kayak lo, Junhyeok." ocehnya seperti anak kecil.

Junhyeok sejujurnya sangat jengah dengan kelakuannya.

"Nanti, lo mau kan ajarin gue?? Abis belajar renang, kita bisa jalan-jalan gitu. Oh iya, kalo belajar renang enaknya di pantai atau kolam biasa sih?"

Junhyeok menghela nafas kasar.

"Junhyeok—"

"Emangnya lo yakin, lo bakalan bisa sembuh?" Junhyeok berhenti melangkah, menyela perkataan Rei dan berbalik dengan mata tajam yang menatap Rei penuh.

"Emangnya ada kemungkinan kalo lo bakal membaik?"

Pemuda itu mendengus dengan senyuman miring."Lo cuma banyak ngayal—mending sekarang lo pulang, sadar diri dan jangan kebanyakan mimpi! Jatuh dari ketinggian kalah sakit sama jatuh karena kenyataan."

"Kenyataannya, lo gak akan pernah bisa hidup normal kayak kebanyakan orang di sekitar lo."

Junhyeok tanpa pamit langsung pergi dari sana. Lagi-lagi ia meninggalkan Rei seorang diri. Dengan mata berkaca-kaca.

Rei cepat-cepat menyeka air mata yang hampir menetes.

"Enggak, Jun! Lo salah." ucapnya pelan."Gue bisa sembuh! Gue pasti bisa!" Rei mengangguk sekali.

"Gu-gue pasti...bisa..." gumam Rei dengan suara parau. Gadis itu menggigit bibir bagian bawahnya dan mengedip beberapa kali.

Tak lama, Rei jatuh pingsan. Ia merasa terlalu cemas, akan ucapan Junhyeok yang bisa saja jadi kenyataan.

Untung, di tengah lorong yang sepi, seseorang melewatinya dan segera membawa Rei ke UKS dan menghubungi satu-satunya orang yang ia kenal dekat dengan Rei.

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang