Seandainya ini terjadi ketika Rei masih sangat tergila-gila pada Junhyeok, maka gadis itu pasti sudah seperti kejatuhan emas dari langit.
Bahagia dan kesenengan.
Tapi, keadaan sudah seperti ini. Rei kini justru bingung harus merespon bagaimana.
Junhyeok, mulai dari sikap, gerak-gerik dan bahkan caranya berbicara tak seperti biasa.
"Junhyeok, lo kenapa sih?" Rei tidak bisa membendung rasa penasarannya.
Sepanjang perjalanan mereka mengelilingi sebuah taman hiburan, Rei pun hanya diam hingga akhirnya dia membuka mulut ketika Junhyeok mengajaknya pergi lagi.
"Sekarang kita mau kemana?" tanya Rei sekali lagi, pertanyaan sebelumnya bahkan hanya mendapat sebuah senyuman tipis untuk jawaban.
Tapi bukannya memberi jawaban, Rei justru mendapati Junhyeok yang meraih lengannya, kemudian menariknya dengan pelan.
Keduanya berjalan sedikit cepat menuju ke tempat parkir. Junhyeok bahkan membantu Rei masuk dengan membukakan pintu mobil untuknya.
"Lo maunya kemana?"
"Kok lo nanya balik sih?"
Bukannya langsung menjawab, Junhyeok malah menyandarkan tubuhnya di kursi kemudi. Gak lupa, kedua tangannya dilipat di belakang kepala.
"Sehari ini gue dedikasikan buat lo. Cuma sehari ini dan cuma buat lo." Rei merinding mendengarnya.
Cewek itu mengira-ngira, kesurupan apa Junhyeok sampai mau berbuat seperti ini?
Padahal, repot-repot begini membawanya jalan-jalan. Belum lagi makan, minum dan snack, semuanya Junhyeok juga yang tanggung.
Walau boleh Rei akui, bahwa inilah bayangan kencan yang dulu ia idam-idamkan.
Cuma sehari ini
Mengingatnya meski hanya sekelebat membuat Rei tanpa sadar tersenyum kecut.
Memangnya apa yang dia pikirkan? Apa dia masih saja mengharapkan Junhyeok?
Gadis itu menghela nafas dalam. Lalu menoleh ke samping dimana Junhyeok asik bersiul sambil terus mengendalikan kemudi.
"Junhyeok, anterin gue ke rumah Yeonkyu,"
Junhyeok seketika berhenti bersiul. Mobil itu kini benar-benar diisi keheningan. Junhyeok pun menoleh pada Rei.
"Lo mau pergi ke rumah Yeonkyu?" tanyanya sambil sesekali menghadap ke depan.
Rei mengangguk dengan kukuh. Wajahnya menyiratkan kesungguhan. Junhyeok agak heran melihatnya, tapi, dia tetap menyanggupi permintaan Rei.
Really?
Rei harus kembali kecewa. Saat datang ke rumah Yeonkyu, satpam yang sama lagi-lagi memberitahunya bahwa Yeonkyu sedang tidak ada di rumah.
Junhyeok yang menunggu di depan mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana, cuma diam di tempat tanpa ada niat untuk menghampiri Rei yang kini melangkah lesu menjauhi gerbang rumah itu.
Namun tak lama, sebuah mobil melaju menuju ke arah gerbang. Mobil itu berhenti tepat di sisi Rei.
Barulah, Junhyeok buru-buru menghampiri gadis itu.
"Rei..!"
"Yeonkyu..." Junhyeok memegang bahu Rei, tapi Rei sama sekali tidak mengindahkannya. Dia menatap sosok yang ada di kursi kemudi dalam mobil.
Meski kacanya gelap, namun dia terlihat jelas.
Rei segera mendekati mobil itu dan mengetuk kacanya beberapa kali dengan lengan bergetar. Bisa dia lihat, Yeonkyu juga tengah menatapnya.
"Ye-Yeonkyu...!" seru Rei saat Yeonkyu mulai memalingkan wajah.
Mobil itu tetap melanjutkan pergerakannya, lalu masuk ke halaman rumah setelah gerbang terbuka.
Rei lagi-lagi berlari menghampiri gerbang yang masih terbuka, tetapi belum juga dibiarkan masuk, Yeonkyu justru memberi perintah untuk menutup gerbangnya.
"Tutup gerbangnya, pak."
Si satpam gelagapan, ada perasaan tak enak saat melihat raut wajah Rei. Namun dia tidak bisa menolak perintah tuannya.
"I-iya, den."
Di depan gerbang, Rei mulai menangis,"YEONKYU!! PLEASE BIARIN GUE MASUK!! GUE MAU NGOMONG SAMA LO!!!"
Junhyeok mengerutkan keningnya, antara tak suka, kesal dan mulai merasa emosi melihat itu.
Dia segera mendekati Rei dan mengajaknya untuk pergi, namun Rei berulang kali menolak.
Gadis itu terus memanggil Yeonkyu, menatap punggungnya yang mulai semakin jauh menuju ke pintu rumahnya.
Rei yakin, Yeonkyu juga sebenarnya ingin bicara dengannya. Tapi Rei tidak paham apa yang membuat pemuda itu begini.
Lalu Yeonkyu?
Haruskah ditanya bagaimana kondisinya?
Ambyar.
Ada banyak hal yang membuatnya seperti ini. Salah satunya adalah saat dia melihat Rei bersama Junhyeok.
Salah paham lagi-lagi menguasainya tanpa ia sadari. Yeonkyu pikir, Rei hanya ingin menunjukkan kepadanya bahwa dia telah berdamai dengan Junhyeok.
Padahal, bukan itu yang Rei maksud.
Di dalam rumah, melalui jendela besar yang sama seperti beberapa waktu lalu, Chaewon menangkap pemandangan itu. Dia tidak tahu jika Yeonkyu bisa bersikap seperti tadi.
Cowok itu nampak tidak peduli. Masuk ke dalam rumah tanpa menyapa siapapun dan berjalan lurus dengan wajah tanpa raut menuju ke kamarnya.
Tapi Chaewon tidak bisa membiarkan sang adik. Gadis itu buru-buru menghentikan Yeonkyu.
"Beberapa hari yang lalu gue sering liat cewek yang sama,"
Yeonkyu berhenti melangkah setelah Chaewon berbicara.
Tanpa berbalik, dia menyahut,"Terus?"
"Gue rasa, ada hal penting yang pengen dia omongin sama lo. Kayaknya lo harus—"
"Gak ada yang perlu diomongin," potong Yeonkyu dengan dingin.
"Dan lo gak usah ikut campur."
Dan Yeonkyu kembali melangkah meninggalkan Chaewon yang tertegun dan menatap punggungnya sendu.
"Gue gak akan ikut campur, seandainya lo bukan adik gue,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of you[✓]
Hayran Kurgu❝Kayak yang orang bilang, apa peduli gue tentang rasa sakit saat gue punya elo?❞ starring with-Rei • Yeonkyu • Junhyeok 04gengz Update every saturday! August, 6th - 2022 March, 25th - 2023