➳ f i v e t e e n ✧

32 6 0
                                    

Ternyata, Yeonkyu membawa Rei ke UKS. Lagi.

"Perasaan, lo hobi banget keluar masuk UKS, Rei." gurau Yeonkyu sambil membuka kotak p3k dan mengambil obat merah serta plester serta kapas.

Pemuda itu dengan telaten dan penuh kehati-hatian, mengobati luka di lutut Rei.

"A-aw, perih—aw, pelan-pelan.." ujar Rei kecil. Merasa tak enak hati pada Yeonkyu yang terus membantunya.

"Ma-makasih, Yeonkyu.."

Rei terdiam saat Yeonkyu lebih memilih membalas ucapannya dengan sebuah senyuman tipis.

Yeonkyu sangat baik, itu yang Rei pahami selama ini. Yeonkyu sepertinya menjalankan amanat Haruto dengan sangat baik.

"Nah, udah beres." tukas Yeonkyu setelah memasangkan plester pada kaki Rei.

Pemuda itu tidak langsung mengembalikan kotak p3k tadi. Ia juga mengambil salep dan mengobati punggung tangannya.

Rei tiba-tiba panik,"I-itu kenapa?" tanyanya ngeri melihat luka memerah di punggung tangan Yeonkyu.

Yeonkyu mendongak sebentar dan tersenyum sambil menjawab saat menunduk kembali,"Kena air panas pas di kantin tadi."

"Sakit ya?"

"No, enggak. Biasa aja."

Rei menatapnya tak yakin. Yeonkyu kembali mendongak lalu tertawa."Jelas sakit, Rei. Tapi ini luka kecil, gue masih bisa tahan."

Ia hendak memasang kasa untuk mencegah lukanya infeksi, namun Rei buru-buru merebut kasa bahkan mengambil perban dari dalam kotak p3k.

Gadis itu ikut duduk di lantai seperti Yeonkyu, mereka saling berhadapan. Kemudian Rei membantu Yeonkyu.

"Diperban aja ya, sekalian?" tanya Rei, Yeonkyu hanya mengangguk kecil.

Seperti Yeonkyu, Rei juga membantunya dengan telaten dan hati-hati.

"Makasih Rei."

Angin berhembus lembut saat suara itu menyapa indra pendengaran Rei. Seperti angin, suara itu sama lembutnya.

Rei tersenyum tipis sambil menyelipkan anakan rambutnya pada daun telinga, sebab berantakan saat angin menyapanya tadi.

"Sama-sama, makasih juga Yeonkyu." balas Rei ceria.

Yeonkyu pun bangkit, lalu mengulurkan tangannya mengajak Rei untuk berdiri. Mereka berdua sama-sama belum makan.

"Ayo ke kantin, gue laper." ajak Yeonkyu. Rei mengangguk, dan keduanya keluar tanpa menyadari jika tangan mereka bertaut cukup lama, bahkan sampai ke kantin.

Hal itu tak menjadi pusat perhatian, sebab semua orang memperhatikan wajah sumringah mereka bukan tangannya.








































































Haruto menatap kantin dari luar ruangan itu. Ramai. Dan menyenangkan.

Ini kali pertama Haruto melihat Rei makan ditemani oleh orang lain, bukan Wonyoung atau Bin, atau bahkan Junhyeok.

Biasanya bagaimana pun keadaannya, Rei akan selalu mencari tempat keberadaan Junhyeok.

Tapi kini, gadis itu terlihat makan dengan tenang meski duduk bersebrangan dengan orang yang ia kenal betul.

Kim Yeonkyu.

Haruto terkekeh kecil. Kalau dengan Yeonkyu, ia tak perlu khawatir lagi.

Dddrrtt!

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang