Because of you[✓]

➳ t w e n t y t w o ✧

Hari ini adalah hari terakhir di pekan pesta kemerdekaan sekolah. Yeonkyu sudah tak lagi mengenakan seragam olahraga, hanya celana training dan kaus biasa.

Cowok itu berdiri di koridor, bersandar pada tembok di dekat jendela dan mengawasi orang-orang yang tengah berlalu lalang.

Seperti hari-hari yang lalu, Yeonkyu kesepian dan merasa hampa lagi.

"Apa karena gak ada Rei?"

Benar. Karena tidak ada Rei, tidak ada yang menemaninya. Bin sibuk—sepertinya menyibukkan diri—mengambil dan mencuci foto sebanyak yang ia bisa.

Sementara Wonyoung akhir-akhir ini berada di sekitar Sullyoon, Jihan dan Yoon terus. Dia pun terlihat lain dari biasanya.

Menurut Yeonkyu, Wonyoung jadi banyak makan. Haha.

"Sendirian aja lo. Kek jomblo."

"Gak sadar diri banget sama-sama jomblo."

Hwi tertawa lalu mengangkat kedua tangannya,"Santuy euy—kagak nyari gara-gara gue." katanya.

Sedangkan Yeonkyu hanya meliriknya sinis.

"Gue denger, lo sama Rei ikutan lomba bola tangan ya?" tanya Hwi.

"Iya."

"Pantes tuh anak ada disini."

Yeonkyu sontak menegakkan tubuhnya, ia pikir yang Hwi maksud adalah Rei. Tapi, sepertinya gak mungkin.

Yeonkyu memandang Hwi skeptis.

Hwi yang semula memandang lantai koridor menoleh pada Yeonkyu sebab merasa diperhatikan.

"Rei. Maksud gue Rei." Hwi tersenyum kecil.

"Dimana?!" tanya Yeonkyu tak percaya, bahkan sampai tak sengaja menarik kerah seragam Hwi.

Hwi terkekeh geli kemudian menunjuk koridor arahnya datang."Ruang ganti, ada Bin yang jagain di depan pintu."

Yeonkyu pun langsung melepas Hwi dan berlari pergi begitu saja meninggalkan si empu.

Hwi mendengus sambil membenarkan seragamnya. Tapi sejurus kemudian, dia tersenyum simpul dan melangkah pergi dari sana diiringi siulan-siulan kecil.

"Rei...."

Wonyoung menatap Rei—antara sendu dan senang. Dia senang sekali akhirnya bisa bertemu Rei lagi.

Tapi Wonyoung juga sedih. Sebab dia tahu Rei masih belum membaik.

"Liat, lo gendutan." Rei memasukkan pakaian rumah sakit yang awalnya ia pakai ke dalam loker di ruang ganti itu. Kemudian dia menarik pipi Wonyoung dan tertawa pelan.

Wonyoung tak bergeming. Dia masih diam sambil menatap Rei yang sibuk membenarkan ikatan tali sepatunya.

"Eh...itu bukannya sepatu pas lo masih kelas 10 ya? Kok dipake lagi?" tanya Wonyoung ketika menyadarinya.

Rei mendongak sebentar,"Oh ini..." gadis itu kembali menunduk,"Gue pikir, sepatu yang hari senin gue pake tuh kegedean makanya lepas terus. Kalo ini kan kecil, malahan pas di kaki gue. Jadi gue pake lagi aja biar gak lepas pas gue maen nanti."

Wonyoung kembali menatap Rei sendu. Gadis itu merengek-rengek.

"Reiii, jangan maksain diri kek!" katanya gemas.