➳ t w e n t y f i v e ✧

26 6 0
                                    

Yeonkyu siang itu kelabakan, pergi kesana kemari mencari Rei yang melewatkan pelajaran pertama serta kedua. Gadis itu membolos dan tidak tahu kemana perginya sementara tas dan ponselnya masih tersimpan di kelas.

Haruto juga tidak masuk. Entah ada masalah apa bocah itu.

Junhyeok juga tidak.

Tapi Yeonkyu mendengar, jika tadi pagi ada ribut-ribut sebelum dia datang ke sekolah. Ribut-ribut yang melibatkan Rei, Junhyeok bahkan Jeongwoo sahabatnya.

Akhirnya, Yeonkyu memutuskan untuk mencari Jeongwoo, ingin menanyakan apa yang sebenarnya sudah terjadi.

Jujur saja, dia gelisah. Kepikiran terus. Dia khawatir pada Rei. Semalam gadis itu sempat bercerita jika kondisinya makin buruk.

Bahkan, mungkin untuk beberapa waktu ke depan, Rei akan kembali dirawat inap di rumah sakit.

Sebelum itu, dia ingin pamitan pada teman-temannya terlebih dulu.

Yeonkyu makin pening. Jantungnya berdetak dengan cepat, langkahnya pun dibawa semakin tak beraturan.

Lelah? Tentu saja. Tapi karena yang ia cari adalah Rei—Yeonkyu sampai mengesampingkan itu semua bahkan melewati kantin begitu saja.

Akhir-akhir ini, lebih tepatnya sehabis 17 Agustus-an beberapa waktu lalu, Yeonkyu tidak bisa berhenti memperhatikan Rei. Dia selalu mengikutinya, berada disampingnya.

Hingga semalam—perasaan Yeonkyu jadi semakin berubah dari menit ke menit, hingga menit itu berubah menjadi jam. Semuanya tidak terduga, tapi Yeonkyu merasa ini bukan hal yang baik.

Akan semakin sulit ke depannya jika sampai perasaan Yeonkyu itu—berubah menjadi—semakin intens dan dalam.

Yeonkyu tidak mau terjebak dalam cinta segitiga, tetapi tanpa dia sadari, memang dia sudah masuk dalam lingkaran semacam itu sejak awal.

"Oy! Yeonkyu!!"

Yeonkyu yang semula sibuk melangkah sambil memikirkan keadaannya yang aneh saat ini, berhenti melangkah melewati Baekseung.

"Skip dulu Bek, gue lagi nyari Rei!" kata Yeonkyu sambil lanjut berjalan.

"Oh, Rei! Gua tau tuh anak dimana!" balas Baekseung.

Yeonkyu lagi-lagi berhenti.

"Dimana?!" tanyanya cepat, sambil berbalik mendekati Baekseung. Baekseung sontak menahan kedua tangan didepan wajahnya sendiri, takut-takut kalau Yeonkyu kelolosan karena sudah terlalu dekat dengan wajahnya."Santai dong."

Baekseung kemudian cengengesan pelan.

"Gue tau mereka dimana."

"Mereka..?"

Yeonkyu menatap Baekseung bingung, sementara Baekseung mengangguk-angguk.

"Lo lagi nyari Rei sama Junhyeok kan?" tanyanya lagi, kali ini Baekseung benar-benar memberi jawaban."Pas gue ke kamar mandi tadi, gue ngelewatin UKS, mereka berdua ada di UKS. Junhyeok ribut sama Jeongwoo tadi pagi. Mungkin, Rei lagi ngobatin Junhyeok sekarang."

Dada Yeonkyu terasa nyeri. Perasaan itu muncul lagi.

Yeonkyu tidak nyaman mendengar kata 'mereka berdua', ia berharap Rei sendirian saja disana, seperti biasa. Atau minimal, ada orang lain seperti Hwi atau siapapun itu.

Yeonkyu tidak rela. Dia tidak suka. Perasaan itu, membawanya berlari. Melangkahkan kaki dengan terburu meninggalkan Baekseung yang berteriak-teriak memanggil namanya.

Pemuda itu ingin segera sampai ke UKS. Ia ingin mengetahui apa saja yang terjadi disana. Tetapi begitu sampai di tempat tujuannya, yang ada disana hanya seorang siswa anak PMR yang kebagian tugas untuk berjaga.

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang