➳ f o u r t y t h r e e ✧

25 5 0
                                    

Hari ini ada pelajaran Biologi, semua anak kelas Rei digiring oleh guru Biologi mereka menuju ke laboratorium sekolah untuk praktek secara berkelompok.

Bin, Wonyoung, Rei, Yeonkyu dan Jihan berada dalam satu kelompok yang sama.

Wonyoung tentu ngerasa canggung dengan adanya Jihan. Tapi berbeda dengan Jihan yang justru bersikap seperti biasa. Agaknya orangnya memang nggak tahu apa-apa.

"Ini bikinnya gini ya?" tanya Rei ketika mengerjakan bagiannya.

Tapi begitu Jihan periksa, cewek itu tersenyum datar dengan perasaan gemas."Bukan gitu, sayangku Reeii,"

"Gini?" kali ini Bin yang bertanya. Muka Jihan langsung berubah jadi garang."Yang bener aja sih lo kerjanya!! Masa bikin gitu doang nggak bisa?!!" amuk Jihan.

Bin berdecih. Cowok itu langsung buang muka sambil mengerucutkan bibirnya.

"Masa sama gue marah-marah terus."

Baru juga Jihan marah sekali.

Sedangkan Yeonkyu tertawa geli. Dia baru nyelesain bagiannya dan beralih buat membantu Rei yang masih bingung gimana ngerjain bagiannya.

"Nggak bisa ya?" tanya Yeonkyu.

Rei mengangguk kecil. Dia langsung menoleh pada Yeonkyu dengan poutan bibir."Nggak paham gimana bikinnya."

"Yaudah, gue bantuin sini." Rei langsung bersemangat, dia juga langsung merapatkan diri pada Yeonkyu. Mereka akhirnya asik dengan dunianya sendiri, ngobrol sambil ngerjain tugas mereka.

"Serasa ngontrak." celetuk Bin kemudian, membuat Wonyoung dan Jihan jadi ikut-ikutan merhatiin Yeonkyu dan Rei.

"Biarin yang penting mereka bahagia." balas Jihan acuh."Lo cepet kerjain tugas kita, Bin! Dari tadi nggak selesai-selesai!!"

"Lo juga Won! Masa yang lo bikin beneran nggak selesai-selesai dari tadi!!"

Wonyoung tersentak kemudian menghela nafas lesu. Kaget dan malas bercampur jadi satu.

Beda banget sama Rei dan Yeonkyu yang malah sibuk bercanda.

"Udah jadi, nih. Kasih ke Jihan," Rei mengangguk-angguk, cewek itu langsung beralih ke Jihan."Jihan, ini."

"Hmm, okay. Simpen aja disini. Nanti gue yang susun."

Setelah meletakkan hasil pekerjaannya yang dibantu Yeonkyu, Rei kembali mendekati cowok itu kemudian duduk di sampingnya.

Sambil tersenyum manis, Rei menatap Yeonkyu."Makasih, Yeonkyu. Hehehe."

"Sama-sama."

Keduanya saling melempar senyuman manis. Rei deg-degan karena membalas tatapan Yeonkyu yang intens, ini pertama kalinya ia rasa, Yeonkyu memandangnya berbeda dari teman-teman perempuannya yang lain.

Rei menunduk malu. Sumpah, deg-degan banget. Padahal saat bersama Junhyeok, rasanya nggak pernah kayak gini.

Waktu Rei mendongak buat sekedar nyari tahu apa Yeonkyu masih merhatiin dia atau nggak, Yeonkyu pun mengalihkan pandangan ke objek di atas meja yang ada di depan mereka.

Tapi begitu Rei mendongak sepenuhnya buat ngeliatin Yeonkyu, eh, Yeonkyu nya malah ngeliatin lagi."Kenapa Rei?"

"E-e-enggak!" balas Rei, kaget.

Bin yang melihat itu lagi-lagi meledek,"Ini bisa jadi FTV nih, judulnya, 'Cintaku bersemi di ruang lab' ya gak, Rei?"

Perkataan Bin membuat Rei malu, menunduk dan menyembunyikan wajahnya sementara Yeonkyu cuma bisa tertawa sebagai tanggapan.

Tapi habis itu, Bin malah dipukul sama Wonyoung.

"Nyinyir aja sih lo!! Biarin mereka bahagia kek!!"

"Ya ini juga gue biarin, ngasih tambahan aja biar cepet dijadiin, ya gak Kyu??" Bin melempar cengiran pada Yeonkyu. Masih sama, Yeonkyu cuma menanggapi dengan tawa.

"Iya nih, kapan jadiannya." celetuk Jihan dengan mata yang tetap fokus pada tugas kelompok mereka.

Semua sontak memandang cewek itu. Perkataannya barusan bikin suasana jadi awkward. Wonyoung sih diam-diam gemas dan pengen ikut berkomentar.

Kayak lo sama Jungwon gitu??!

Tapi dia tahan. Dia kan mau move on.

"Nanti," ketika suara Yeonkyu terdengar menyahut, Rei lantas mengangkat kepalanya. Menatap cowok yang juga tengah menatapnya dengan senyuman hangat.

"Kalo Rei sama hatinya udah siap."

"JIAAAKHH!!"
































































Satu hal yang bikin Rei nggak bisa melepas Yeonkyu, yaitu karena apa yang sudah dia lakukan. Dan pengorbanannya buat Rei selama ini.

Yeonkyu itu lelaki yang baik. Tapi Rei sudah nggak rela kalau cowok itu harus mencari perempuan baik lain yang bisa langsung menerimanya dan tidak banyak buang-buang waktu seperti Rei.

Rei memang belum terikat oleh perasaan suka, tapi keinginan untuk tetap mempertahankan itu juga penting. Dan kini, perasaan itulah yang tengah terpatri kuat di hatinya.

Jika melepas Yeonkyu, belum tentu ada laki-laki lain yang lebih baik darinya. Tapi jika melepas Junhyeok, Rei jelas akan bisa mempertahankan orang yang benar-benar layak dia pertahankan.

"Yeonkyu, nanti sore mau nggak, nganter gue check up?"

Yeonkyu menoleh ke samping. Pasti pulang sekolah, Rei akan pergi lagi ke rumah sakit. Lamunannya pecah setelah mendengar permintaan itu.

Yeonkyu nggak mungkin menolak. Dia senang Rei jadi mengandalkannya sekarang."Ayo. Kebetulan gue bawa mobil, jadi kalo hujan, nggak bakal kehujanan. Lagi musim pancaroba, Rei." sahutnya sambil tersenyum lagi.

Yeonkyu jadi banyak senyum, lebih sering dari sebelumnya. Rei senang juga lihatnya. Rei senang bisa membuat Yeonkyu bahagia hanya dengan hal kecil seperti ini.

"Lo mau belajar tennis nggak, Kyu?"

Yeonkyu yang baru saja melahap roti lapisnya buru-buru mengunyah dan menelannya."Kenapa? Tiba-tiba...Lo tanya?"

Rei memainkan jemarinya. Dia sendiri nggak paham kenapa tiba-tiba kepikiran buat ngomongin ini.

"Ka-kalo mau belajar, g-gue bisa ngajarin lo kok, n-ntar, kan bisa maen bareng." sahut Rei, gugup.

Tapi Yeonkyu sontak tertawa lepas. Sebelum membalas tatapan penuh protes Rei, cowok itu justru mendekat. Duduk tepat di sampingnya dimana keduanya lagi-lagi duduk di dekat lapangan tenis sekolah. Untuk menghabiskan makan siang.

Jemari Yeonkyu malah terulur untuk menyentuh sudut bibir Rei lalu tertawa ketika melihat si empu membeku gara-gara kelakuannya."Kayak di film-film aja lo, tau gak? Haha, makan belepotan gini. Saos di bibir lo tuh."

Setelah itu, Yeonkyu sedikit bergeser. Nggak sadar habis bikin jantung Rei berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Ma-masih ada?" tanya Rei sambil menahan malu, dan mengusap bibirnya. Yeonkyu menggeleng dengan senyuman gelinya.

"Kalo lo mau maen tenis, ayo aja. Sebenarnya, gue dulu juga suka maen tenis. Jadi gue bisa dikit-dikit."

Rei tersenyum senang dan mengangguk kelewat bersemangat."Besok ya?? Abis olahraga, gimanaa??"

"Hahaha," Yeonkyu tertawa gemas. Asli, bukan main lucunya Rei ini."Iya deh, iya. Apa sih yang nggak buat lo?" balasnya sambil mencubit kecil pipi Rei.

Ini tuh, ibarat, 'yang kau acak rambutnya, yang berantakan hatinya' wkwk.

























***

Aku udah rampung nih ngetik draft cerita ini sampe selesai wkwk
enaknya one day one chap apa ya?? Xixixi

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang