➳ f i f t y f i v e ✧

15 4 0
                                    

Rei mengangkat cermin bulat seukuran wajahnya, lalu menatap hasil make up Wonyoung.

Ia berdecak kagum. Kulit dan bibir pucat sudah menghilang, dia tahu susah payah Wonyoung meriasnya agar tampil cantik untuk hari ini.

Rei melirik Wonyoung dari balik cermin. Lalu tersenyum manis.

"Gue udah cantik belum???"

Wonyoung mengangguk kecil. Tak ada senyuman sumringah darinya setelah membuat sang sahabat sudah seperti seorang putri.

Wonyoung merasa nggak pantas untuk bangga.

"Lo cantik banget, Rei."

Pintu ruangan terbuka, Junhyeok muncul dengan Sullyoon, Jihan, Yoon dan Hanni. Keempat gadis tadi langsung mengerubung mendekati Rei.

"Hai Rei...lo udah baikan?" tanya Yoon bingung.

Rei sontak saja memberikan anggukan kuat."Iya dong! Lo pada nggak liat gue sekarang mau jalan??"

Hanni tersenyum kecil dengan anggukan kepala."Lo keliatan baik banget, lo pasti udah sembuh nih!" katanya, hanya berusaha untuk menyemangati diri sendiri.

Semuanya tahu, Rei kritis ditengah-tengah perjuangannya.

"Tinggal ini," suara serak Wonyoung menginterupsi, ia mencoba untuk merapikan sebuah wig berwarna cokelat brownies, lalu memakaikannya pada Rei."Nah, udah cantik."

"Makasih ih! Gue cantik banget!!" puji Rei pada diri sendiri.

Semua orang tersenyum tipis. Tahu jika ini yang sejak dulu cewek itu harapkan. Nggak ada yang berhak buat mematahkan semangatnya hari ini.

"Oh, iya. Gu-gue ada sesuatu nih buat lo." Jihan merogoh isi dari totebag yang dia bawa dengan tangan gemetar.

Rasanya dia sedih sampai nggak bisa melakukan apapun dengan benar. Padahal, yang Jihan cari cuma sepotong jepit rambut.

Tapi susahnya minta ampun. Sampai-sampai Sullyoon mengambil totebag itu dan mencarinya dengan wajah heran.

Ajaib—dalam hitungan detik langsung ketemu.

Yoon segera melipir ke samping Jihan yang memasang wajah malu, lalu berbisik."Lo nyari apaan emang?"

"Ini Rei," Sullyoon tersenyum simpul setelah memasangkan jepit rambut pada Rei. Rei pun membalas senyumannya.

Sullyoon sampai berkaca-kaca setelah melihat binar di mata gadis itu. Buru-buru ia mundur, berdiri ke sisi Junhyeok.

"Ayo, gue anter ke parkiran." tukas Junhyeok. Rei mengangguk penuh semangat. Melompat dari kasurnya dan melangkah dengan kaki rampingnya menuju ke pintu.

"Ayo Junhyeok! Ayo! Nanti Yeonkyu kelamaan nunggunya!!"

Pintu tertutup kembali setelah Rei dan Junhyeok keluar. Empat gadis yang tersisa saling berdekatan lalu menatap pintu dengan nanar.

"Kapan operasinya?" Hanni dengan parau bertanya.

"Besok."


















































"Yeonkyu!!!"

"Rei! Jangan lari!!" Junhyeok gemas sekali melihat bagaimana langkah gadis itu dibawa begitu cepat dan lincah untuk menghampiri kekasihnya.

Iya sih, Junhyeok nggak bakalan protes lagi. Tapi, bisa nggak sih, Rei nggak bikin dia panik?

"Semangat amat sih," Haruto menyindir, ia berada di samping Yeonkyu. Pun, dengan Jeongwoo, Baekseung, Jungwon bahkan Hwi.

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang