➳ t h i r t y e i g h t ✧

31 7 0
                                    

"Rei, ayo kita pulang. Percuma aja lo disini terus juga, si Yeonkyu gak akan keluar lagi!"

Rei menggeleng pelan, tangannya bergerak mendorong Junhyeok dengan lemah.

"Lo pergi aja sendiri—gue mau nunggu Yeonkyu, disini."

"Reii!" Junhyeok mendesah keras, cowok itu mengusak surainya dengan brutal. Frustasi karena menghadapi Rei.

"Ini yang bikin gue gak suka sama lo, Rei! Lo tuh selalu aja kayak gini! Keras kepala!!!"

Junhyeok berdecak,"Serah lo ah—gue gak mau lagi berurusan sama masalah lo!!" ujarnya sebelum pergi ke arah mobilnya yang terparkir lalu meninggalkan tempat itu.

Rei sih tidak peduli. Dia lebih memilih diam di depan gerbang, dengan kedua tangan yang memegang pagar teralis itu.

Matanya menatap lurus ke arah pintu rumah Yeonkyu. Dia tidak ingin pergi, dan rasanya tidak akan pergi sebelum Yeonkyu kembali keluar dan menghampirinya.

Tapi sialnya, seketika hujan turun. Rei sedikit geli dengan kondisinya saat ini. Mirip sekali dengan drama-drama di televisi.

"Non, masuk aja non, saya bukain gerbangnya ya? Non neduh di depan pintu aja, nanti saya kasih tau orang rumah kalo non nungguin aden," ucap satpam.

Pria itu nampak iba, dia menghampiri Rei yang masih diam di depan gerbang sementara hujan turun makin lebat.

Tapi bukannya setuju, Rei justru menolak dengan memberi gelengan lalu tersenyum simpul."Jangan pak, kan majikan bapak itu Yeonkyu, bukan saya."

"Kalo bapak ngebolehin saya masuk, nanti Yeonkyu marah sama bapak."

Sang satpam justru tersenyum geli dan canggung disaat yang sama.

"Aden mah jarang marah-marah, non," balasnya.

Rei balas tersenyum, dalam hatinya mengiyakan, i know, he was a sweet boy.

"Kalo gitu, saya ambilin payung dulu ya non?"

"Eung-m-makasih pak, to-tolong ya," balas Rei sedikit bergumam, lalu mengangguk kecil. Badannya mulai menggigil, dia kedinginan.

Aduh, ini siapa pula yang request hujan?

Hujan turun disaat yang tidak tepat. Seolah-olah, langit pun enggan membiarkan pertemuan antara Rei dan Yeonkyu terjadi. Dan membiarkan kesalahpahaman yang terus membayangi.

Rei menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya mulai secara intuitif memeluk tubuhnya sendiri. Gadis itu pun berjongkok, sekedar untuk mengurangi rasa dingin yang kini menyelimutinya.

Rei menutup kedua kelopak matanya, berharap pintu gerbang terbuka—

SRRRAGG

—dan sebuah payung memayungi dirinya, tetapi saat membuka mata, Rei ingin melihat jika yang membawakannya payung adalah Yeonkyu.

Meski gerbang benar-benar terbuka, tapi saat Rei ikut membuka matanya, yang dia lihat bukan Yeonkyu atau pun satpam tadi.

Melainkan seorang perempuan cantik yang saat ini sedang menatapnya iba. Tetapi, senyumnya mengembang dengan ramah.

"Hei...kedinginan ya? Masuk yuk, aku ada roti panggang sama coklat panas di rumah."



















































"Kira-kira Rei berhasil gak ya?"

Mendengar celetukan Baekseung, Jungwon mendongak. Cowok itu memutar netranya ke atas, sekedar untuk berpikir.

Because of you[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang